Mohon tunggu...
Dwi Ardian
Dwi Ardian Mohon Tunggu... Lainnya - Statistisi

Pengumpul data belajar menulis. Email: dwiardian48@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Siapa Bilang Gadget Tidak Dibawa Mati

5 Juli 2018   22:20 Diperbarui: 8 Juli 2018   05:57 630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peranan gadget begitu mengikat keseharian kita. Sumber foto: TeknoGee

1. Membuka Sesuatu yang Jelas Haram

Kalau kita orang yang biasa menggunakan gadget untuk melihat sesuatu yang jelas haram, sebaiknya kita bertobat mulai sekarang deh. Berat pertanggungjawabannya Sob. Amalan kita belum tentu diterima malah buat dosa yang sudah pasti dicatat.

Kita sama-sama tahulah yah apa saja yang jelas haram. Tidak usah disebut satu-satu, entar malah terkenal gara-gara sering disebut (hehe.., kayak artis tok-tok aja). Banyak contohlah seperti praktek kesyirikan (baca: paratidaknormal), aurat wanita, dan.. (lha, itu disebut juga..maaf.maaf..).

Jadi intinya gini, kita kan dibekali akal sehat bisa membedakan yang jelas haram dan tidak jadi sebaiknya jangan bermudah-mudahan deh klik sana klik sini. Lawan tuh Sang Penggoda di sekitarmu, bahkan mengalir bersama darah loh itu si pembisik kejelekan. Mengumpulkan sebanyak-banyaknya teman calon penghuni naar. Mereka itu musuh yang nyata bagi manusia, banyak sekali dijelaskan di dalam Alquran salah satunya QS 2 ayat 208.

2. Menyibukkan Diri dengan yang Meragukan atau Mubah Sekalipun

Nah, yang haram telah jelas dan yang halal telah jelas. Di antara keduanya disebut syubhat atau meragukan. Dengan fakta bahwa sebagian besar orang menghabiskan waktunya di depan gadget. Alangkah meruginya kalau sebagian besar waktu itu tidak malah menambah rasa takut (baca: takwa) kita kepada Allah subhanahu wataala.

Seseorang yang menggembala ternak di perbatasan suatu saat ternaknya akan memakan dari rumput yang bukan miliknya. Begitulah pemisalan orang yang biasa sibuk dengan sesuatu yang meragukan. Suatu saat dia akan jatuh kepada sesuatu yang haram, bahkan akan menganggapnya "sudah biasa, no problemo".

Seseorang yang sudah terbiasa tinggal atau lewat di tempat sampah, maka bau busuk sampah akan dianggap biasa untuknya. Hati kita semakin tidak peka, susah tersentuh dengan ayat-ayat Allah. Yuk, jauhkan diri kita dari sesuatu yang syubhat itu. Entar berat loh pertanggungjawabannya.

Ada lagi nih satu yang jadi fenomena, yaitu sesuatu yang mubah. "Kan mubah, jadi boleh-boleh saja kan." Sepintas itu benar tetapi kalau selalu sibuk dengan yang mubah kapan megumpulkan bekal untuk di sana nantinya. Ingat loh yah, entar gak ada lagi yang bisa bantu kita. Kalau gadget buat yang mubah saja kan merugi kita.

Lagian yah, apa benar yakin hal yang kita anggap "mubah" itu tidak melalaikan dari kewajiban. Misal nih, asalnya games seperti ML dan games lainnya kan boleh-boleh saja tetapi apa benar tidak melalaikan?! Misalnya nih, lagi asyik main tapi ada yang ngajak ngobrol tetapi tidak acuh karena sibuk. Itu kan tidak beretika.

Itu baru afek paling ringannya. Kalau masuk waktu salat tetapi dibilang entar-entar karena lagi mabar nih (atau apalah istilahnya). Yakin itu tidak apa-apa?! Padahal yah, para ulama mengatakan salah satunya Ibnul Qayyim Al Jauziyah bahwa segala sesuatu selain zikir adalah sia-sia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun