Mohon tunggu...
Dr Akhmad Aflaha SE MM
Dr Akhmad Aflaha SE MM Mohon Tunggu... Dosen

Akademisi, penulis, dan praktisi pendidikan yang dikenal melalui karya-karyanya di bidang pengembangan karakter, manajemen strategik, dan pemberdayaan sosial.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Darurat MBG: Ketika Program Makan Bergizi Gratis Justru Jadi Ancaman

25 September 2025   05:57 Diperbarui: 25 September 2025   05:56 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar diambil dari medsos 

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) sejak awal digadang sebagai terobosan untuk meningkatkan kualitas gizi siswa Indonesia. Gagasannya mulia—mendorong pemerataan akses pangan sehat bagi anak bangsa. Namun dalam praktiknya, MBG justru memunculkan banyak kasus keracunan massal. Situasi ini menandakan bahwa kita sedang menghadapi kondisi darurat MBG.

Darurat Kesehatan

Data dari berbagai lembaga resmi menunjukkan jumlah korban keracunan sangat mengkhawatirkan:

BGN mencatat 46 kasus dengan 5.080 korban, sementara Kemenkes mencatat 60 kasus dengan 5.207 korban, dan BPOM mencatat 55 kasus dengan 5.320 korban hanya dalam kurun 10–17 September 2025.

Hingga 22 September 2025, BGN mengakui 4.711 korban keracunan.

Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) bahkan menyebut ada 5.360 siswa terdampak.

Sebaran kasus meluas di berbagai provinsi: Sumatera Selatan, Riau, Jawa Barat, hingga Bengkulu. Di Kabupaten Lebong, Bengkulu, misalnya, tercatat 539 siswa PAUD hingga SMK mengalami gejala keracunan. Di Bandung Barat, ratusan pelajar jatuh sakit usai menyantap makanan dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Cipongkor.

Alih-alih menyehatkan, makanan MBG justru membahayakan kesehatan anak-anak.

Darurat Kebijakan

Investigasi awal menemukan berbagai kelemahan serius:

Banyak penyedia MBG tidak memiliki sertifikasi higiene dan sanitasi.

Dari 8.583 SPPG yang ada, hanya 34 yang sudah memiliki Sertifikasi Laik Higiene dan Sanitasi (SLHS).

Beberapa vendor kedapatan menggunakan bahan baku mendekati kedaluwarsa.

Kepala BPOM, Taruna Ikrar, bahkan mengakui bahwa hingga kini penyebab pasti keracunan belum jelas. Hal ini menunjukkan lemahnya kontrol dan pengawasan yang seharusnya menjadi fondasi program sebesar MBG.

Darurat Kepercayaan Publik

Orang tua kini waswas. Setiap kali makanan MBG dibagikan, ada rasa takut yang muncul: apakah anak-anak akan selamat? Bila kepercayaan publik runtuh, program sebesar MBG tidak akan pernah mendapat dukungan penuh masyarakat.

Jalan Keluar

Agar MBG tidak berakhir sebagai proyek gagal, beberapa langkah darurat harus segera dilakukan:

1. Hentikan sementara distribusi MBG di daerah rawan hingga investigasi tuntas.

2. Audit menyeluruh rantai pasok pangan dari bahan baku, dapur pengolah, hingga distribusi.

3. Perkuat pengawasan dengan melibatkan BPOM, Dinas Kesehatan, serta lembaga independen.

4. Libatkan komunitas lokal (orang tua, sekolah, pesantren) dalam kontrol harian.

5. Transparansi penuh hasil investigasi kepada publik, agar tidak menimbulkan kesan ditutupi.

Penutup

Program makan bergizi gratis sejatinya adalah langkah penting untuk masa depan bangsa. Namun jika dijalankan secara serampangan, ia hanya akan menjadi bumerang. Darurat MBG adalah alarm keras: kesehatan anak-anak tidak boleh dikorbankan demi ambisi politik.

Sekarang waktunya pemerintah berhenti memaksakan diri. Benahi sistemnya, perkuat pengawasan, dan pastikan MBG benar-benar bergizi dan aman. Hanya dengan begitu, program ini bisa menjadi harapan, bukan ancaman.

📌 Rujukan:

Liputan6.com (2025) – “Temuan Penting di Balik Keracunan Massal Makan Bergizi Gratis”

Tempo.co (2025) – “Jumlah Kasus Keracunan MBG Versi Pemerintah dan JPPI”

Antaranews.com (2025) – “BPOM Respon Pernyataan KPAI yang Desak MBG Dihentikan Buntut Keracunan”

Tirto.id (2025) – “BPOM Tetap Dukung MBG Meski Banyak Kasus Siswa Keracunan”

BGN.go.id (2025)

 – “Siaran Pers: BGN Gandeng BPOM Perkuat Pengawasan Keamanan Pangan MBG”

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun