4. Ketahanan Pangan: Program Banyak, Panen Masalah
Ketahanan pangan menjadi isu strategis, tapi banyak program pemerintah yang justru menyisakan ironi. Program food estate di Kalimantan dan Sumatera, misalnya, disorot Kompas (2023) karena merusak lingkungan, menggusur masyarakat adat, dan akhirnya gagal panen.
Kementerian Pertanian juga pernah mengucurkan dana bantuan bibit dan pupuk yang tak tepat sasaran. Di banyak kasus, lahan pertanian gagal ditanami karena perencanaan asal-asalan dan ketidaksesuaian dengan kondisi lokal.
5. KUD: Dari Simbol Swadaya ke Simbol Kemandekan
Koperasi Unit Desa (KUD) dulunya ikon kemandirian ekonomi desa. Namun kini, mayoritas KUD hanya tinggal papan nama. Banyak dari mereka mati karena kalah bersaing dengan ritel modern, tersandera utang, dan kehilangan kepercayaan dari anggotanya.
Data dari Kementerian Koperasi dan UKM tahun 2022 menunjukkan bahwa lebih dari 50% KUD tidak aktif dan hanya mencatatkan aktivitas terbatas. Tak ada inovasi, tak ada regenerasi kepemimpinan, dan minim adaptasi digital.
6. Sekolah Rakyat: Gagasan Hebat, Tanpa Nafas Jangka Panjang
Sekolah rakyat hadir dari keresahan terhadap sistem pendidikan formal yang mahal dan tidak menyentuh akar sosial. Namun sebagian besar program ini hanya bertahan 1--3 tahun, lalu hilang tanpa jejak.
Penyebabnya: tidak adanya sistem pembiayaan jangka panjang, minimnya kader pengajar, dan kebijakan pemerintah daerah yang kurang mendukung. Sebagian besar hanya hidup karena semangat relawan---yang tanpa dukungan struktural akan kelelahan sendiri.
7. Makan Bergizi Gratis (MBG): Gagasan Populis, Masalah Logistik
Program MBG menjadi janji politik yang menyentuh. Namun di lapangan, seperti dilaporkan CNBC Indonesia (16 Juli 2024), banyak daerah belum siap. Infrastruktur dapur umum, distribusi makanan, bahkan SDM-nya belum tersedia. Beberapa sekolah hanya menyajikan makanan ringan tanpa gizi memadai.