Mohon tunggu...
Arai Amelya
Arai Amelya Mohon Tunggu... Freelancer - heyarai.com

Mantan penyiar radio, jurnalis, editor dan writer situs entertainment. Sekarang sebagai freelance content/copy writer dan blogger. Penyuka solo travelling, kucing dan nasi goreng

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menangkap Cahaya di Boonpring Sanankerto, Mengurai Asa Hingga Arashiyama

11 November 2022   05:43 Diperbarui: 11 November 2022   05:48 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Eko Widianto/Mongabay Indonesia

Selama kurun waktu enam tahun terakhir sejak didirikan, BUMDes Kerto Raharjo memang mempunyai berbagai unit usaha berkembang, seperti dilansir Kumpas. Tak hanya ekowisata Boonpring, ada juga unit usaha grosir sembako, koperasi karyawan, biokonversi lembah organik, EO (Event Organizer) dan TPS 3R (Tempat Pengolahan Sampah Reduce Reuse Recycle).

Bahkan di dalam Boonpring yang terdapat enam mata air yakni sumber adem, sumber towo, sumber gatel, sumber maron, sumber krecek dan sumber seger mampu menghasilkan sumber listrik mandiri untuk Sanankerto.

Bekerjasama dengan Fakultas Teknik UMM (Universitas Muhammadiyah Malang), sumber air-sumber air di Andeman mampu menggerakkan generator pembangkit listrik tenaga mikrohidro. Dengan debit air 0,50 meter kubik, sekitar 20 ribu watt listrik mampu dihasilkan untuk aktivitas wisata Boonpring dan lingkungan sekitarnya.

Sebuah bukti bagaimana wilayah terisolir yang terpinggirkan dan terlupakan itu mampu mengubah arah takdirnya dan menjelma menjadi permata berharga Kabupaten Malang.

Evolusi 100 Tahun Andeman Jadi Desa Wisata Unggulan

"Hutan bambu di Boonpring ini hasil tanam leluhur Sanankerto sehingga statusnya jadi hutan desa dan tak boleh sembarangan bambu ditebang. Kalau nama Boonpring itu dari dua kata bahasa Jawa yakni 'boon' (kebon/kebun) dan 'pring' (bambu). Dipilih kebun bukannya hutan karena kan memang bambunya ditanam, bukan tumbuh liar,"

Rudi kembali mengurai cerita yang menjawab rasa penasaran Tomi. Sebagai bagian dari Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) Desa Wisata Sanankerto Boonpring, Rudi memang bertugas menyebarluaskan informasi dengan balutan keramahan khas penduduk desa.

Senada dengan penjelasan Rudi, Samsul Arifin selaku Direktur BUMDes Kerto Raharjo kepada Mongabay di tahun 2020 mengungkapkan kalau sumber air Andeman sudah ada sejak masa penjajahan Belanda di tahun 1910 silam. Hanya saja kala itu di sekeliling sumber air Andeman bukanlah hutan bambu melainkan kebun kopi.

Setelah Indonesia merdeka, warga memilih menanam bambu-bambu lokal Malang seperti bambu rampal (Schizostachyum branchyladum), bambu ori (Bambusa arundinacea), bambu apus (Gigantochloa apus), bambu Jawa (Gigantochloa atter) dan bambu petung (Dendrocalamus asper). Tujuan penanaman bambu itu sesuai dengan kearifan lokal yakni menjaga kelestarian sumber air.

Berlanjut di tahun 1978, warga Sanankerto saling bergotong royong membangun embung atau danau buatan sedalam dua meter demi menampung air di sekitar Andeman. Lima tahun kemudian tepatnya di 1983, penanaman beragam jenis bambu dimulai.

Barulah ketika Boonpring diresmikan di tahun 2017, Kepala Desa Subur mengawali penanaman berbagai varietas bambu di Indonesia untuk tujuan budidaya. Mengajak serta Dr. Ir. Pande Ketut Diah Kencana selaku ahli bambu dari Universitas Udaya Bali, bambu-bambu unik pun mulai ditanam di Andeman.

Misalnya saya seperti bambu tabah (Gigantochloa niggrociliata) yang khusus konsumsi karena punya tekstur dan cita rasa rebung yang enak hingga bibit bambu impor asal Nepal atau bambu petung mini asal Tasikmalaya yang sangat langka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun