Mohon tunggu...
D. Wibhyanto
D. Wibhyanto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Bidang Sastra, Sosial dan Budaya

Penulis Novel CLARA-Putri Seorang Mafia, dan SANDHYAKALANING BARUKLINTING - Tragedi Kisah Tersembunyi, Fiksi Sejarah (2023). Penghobi Traveling, Melukis dan Menulis Sastra, Seni, dan bidang Sosial Budaya.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Seru! Jelajah Wisata Seharian di Bali

14 Oktober 2023   10:41 Diperbarui: 14 Oktober 2023   15:38 680
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
senja di Jimbaran 9foto:wibhyanto/dokumen pribadi) 

Tak berapa lama. Sebuah mobil bak terbuka lalu mengantar kami ke lokasi titik awal arung Jeram. Letaknya tak jauh dari basecamp, sekitar 20 menitan perjalanan mobil ini. Uniknya, seusai kami didrop di tepi jalan raya, kami musti berjalan jauh melintasi sawah, pepohonan dan semak, lalu turun ke tepi sungai Ayung.

Kami senang karena jalan setapak melintasi sawah ini cukup lebar dan nyaman. Pemandangan alam sekitar juga mempesona. Tampak seperti gambar lukisan pemandangan alam suasana desa di Bali. Menakjubkan.

Akhirnya kami tiba di titik spot awal arung Jeram. Air sungai bergemericik. Di situ telah tersedia perahu dan pemandu. Kami dipandu oleh Bli Johny, pria lajang yang sudah delapan tahun memandu wisata di arung Jeram ini. Bli Johny orangnya supel, ramah dan profesional.

Aga, Ara, Sindu, Reni dan Saya menjelajah Sungai Ayung (foto:wibhyanto/dokumen pribadi) 
Aga, Ara, Sindu, Reni dan Saya menjelajah Sungai Ayung (foto:wibhyanto/dokumen pribadi) 

Kami senang, tidak khawatir dan nyaman, karena didampingi oleh pemandu rafting yang sudah pakar di bidangnya ini.

Sejeda kemudian, kami telah berada di atas perahu karet yang muat khusus 6 orang. Aga dan Ara di ujung depan perahu, Sindu di tengah, Reni dan saya agak di belakang. Sementara Bli Johny duduk di buritan perahu karet ini.

"Ada tiga aba aba. Dayung kiri, dayung kanan, angkat dayung. Ok paham ya", ujar Bli Johny memberi instruksi. Kami mengangguk. Bagaimana pun rasa was was masih kami rasakan di atas perahu ini. Sebab kegiatan arung Jeram ini adalah pengalaman pertama kami. Kami belum pernah mengalami di tempat lain di Indonesia.

Jadi ada deg degan, ada harap harap cemas juga. Tapi senang karena Bli Johny sesekali bercanda dan membuat kami tertawa. Kami diminta santai dan rileks saja, tidak perlu merasa cemas.

Perjalanan arung Jeram ini katanya akan memakan waktu 1,5 jaman, menempuh jarak sekitar 10Km. "Jadi perjalanan ini masih panjang, santai saja. Belanda dan Jepang masih jauh belum kelihatan", Kata Bli Johny bercanda. Kami tertawa.

Dan perahu pun melaju perlahan mengarungi sungai Ayung. Sungai ini terkenal dengan jalur yang meliuk liuk, berada di kawasan hutan tropis yang rindang, asri dan alami.

Pepohonan besar dan kecil, rerimbun semak belukar, dan akar tampak menjulur di sana sini, tumbuh di tebing kiri dan kanan sungai Ayung yang mulai kami jelajahi ini. Lebar sungai ini sekitar 10meter dengan arus Jeram level 1-2, dan level sedang.

Warna airnya jernih dan alami, bebas sampah. Udara yang kami hirup pun sangat segar rasanya, tanpa polusi. Duh segarnya suasana!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun