"Serbuk putih ini nanti, tinggal kamu  taburkan ke polpenmu. Setelah itu lihat saja, hasilnya otakmu akan moncer, menjawab soal dengan sendirinya. Seakan-akan otomatis," jelas dukun sambil menyerahkan bungkusan kecil.
Keesokan harinya. Asikh pulang. Dengan perasaan tenang dan nyaman, untuk menghadapi ujian semesteran. Ketika hari ujian semakin dekat, kurang satu hari. Dia tetap seperti biasa, tak ada rasa khawatir atau bimbang. Justru yang ragu dan bimbang adalah seluruh dewan guru. Bagaimana nasib Asikh besok?
Pada hari pelaksanaan. Asikh mengerjakan soal ujian, tepat seperti yang dukun katakan. Entah dari mana asalnya. Tiba-tiba otaknya moncer. Semuanya soal terisi semua. Bahkan ia lebih cepat selesai daripada teman-temannya. Asikh bahagia. Ia terbangun. Ternyata barusan ia bermimpi. Dilihat jam dinding, sudah pukul delapan pagi. Asikh telat. Ia buang bubuk itu jauh-jauh.
"Dasar serbuk mimpi.!" kata Asikh memaki.