Mohon tunggu...
Aprohan Saputra
Aprohan Saputra Mohon Tunggu... Freelance Writer and Layouter -

Tetap Berpikir Merdeka! -aku nge-kompasiana cari banyak teman, jadi yang mau follow akunku jangan ragu-ragu- Tabikpun

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hasrat Seni Sang Videografer

18 Desember 2017   16:56 Diperbarui: 18 Desember 2017   19:40 601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: dokumen pribadi

Satu video menarik pernah ia buat berupa video timelapse Unila. Dari video tersebut, ia bisa belajar timelapse. "Meskipun gak dibayar, dibuat cuma dalam waktu dua hari, panas-panasan kayak orang gila, cuman pake satu kamera, dengan alasan cuman pengen bikin video itu; hasilnya bagus kok," ujarnya.

Ia senang kerabat dan orang tua mendukung kegiatannya. Yang perlu dilakukan dalam mengeksplor video adalah dengan memperbanyak referensi. "Itu pasti. Kalo pengen bisa nulis ya. Yang pasti harus sering baca dong. Kayak gitu juga kalo kita pengen dapet inspirasi bikin video, ya harus banyak banyak nonton."

Terus satu lagi, dalam pembuatan karya videografi tertentu, "Selain dokumentasi, ya kita harus lebih menjiwai, bekerja dengan hati. Kalo kata Yadi Sugandi, Shooooot dengan hati, jangan pake otak. Otak taruh didengkul saja!" katanya.

Tokoh-tokoh favoritnya. Termasuk nama-nama di balik lensa yang selalu ia kagumi. Antara lain Janusz Kaminski, Emmanuel Lubezki, Roger Deakins, Yadi Sugandi. Merekalah, orang-orang dibalik kamera yang menginspirasi dan memberikan motivasi lewat karya karyanya. "Kolaborasi yang sekedarnya melahirkan karya yang sekedarnya pula. Tidak ada kedalaman, tidak ada rasa, dan itu, bagi penggiat audio-visual, akan terlihat di layar (frame)."

Kritik Itu Wajar
Dalam penyelesaian videografi pasti ada kritik. Hal yang wajar, menurutnya. "Itu salah satu kunci kesuksesan agar terus belajar dan belajar. Cuma tinggal gimana caranya kita nyikapinya saja," lelaki Pugungraharjo, Lampung Timur, 23 Maret 1992 ini.

Sempat terpikirkan olehnya bahwa profesional itu harus tetap ada harganya. Tapi di situla ia merasa salah besar. Ketika membuat video, berapa pun kita dibayar, apa pun yang kita dapatkan, kita harus tetap menjaga dan mengerahkan seluruh jiwa raga demi hasil yang berkualitas.

Kini ia ia telah menyesaikan ratusan video. Ia mengaku lebih banyak ia mengerjakan video wedding, dokumenter, sosial, pembelajaran, dan video iseng lainnya. "Kenapa saya selalu suka bikin video iseng, ya, itulah cara saya berekperimen," ujarnya.

Sesuatu yang patut Agus syukuri kalau mengingat ia berangkat dari modal nol. "Dari alat yang gak punya sama sekali, minjem sana sini, sewa sana-sini. Cuman modal computer dan ide buat terus bikin video." Kesulitan yang ia sering alami ada rasa gerogi saat di lapangan, klien yang susah di atur atau pemeran sebagai artissaat membuat video dokumenter atau filem pendek.

Sejauh ini dia belum memberikan standar biaya untuk pembuat sebuah video. Ia berniat berkarya. Kalau niatnya bukan cari duit rasanya bakalan beda, ada kepusan tersendiri. Bayaran pasti bakalan mengikuti. Semakin banyak jam terbang, akan bikin kita semakin terus naik. "Penghasilan per bulan gak pasti. Kadang ada, kadang juga kagak. Resiko tukang video. Tapi rata rata paling dikit dua kerjaan, paling banyak bisa nyampe 10, tarolah satu kerjaan Rp2 juta, paling kecil. Begitulah rata-ratanya," tuturnya.

Di tengah aktivitasnya menekuni videografi, ia masih menyimpan mimpi suatu saat kelak karya-karyanya bisa dinikmati di bioskop XXI, menjadi videografer goes to cinematografer, dan bikin film. (APROHAN SAPUTRA)

BIODATA
Nama :
Agus R Ramadhan
Tempat dan tanggal lahir: Pugungraharjo, Lampung Timur, 23 Maret 1992
Status dalam keluarga: anak keduu dari tiga bersaudara
Ayah: Tegel
Ibu: Katini
Pekerjaan: Mahasiswa Agroteknologi Fakultas Pertanian Unila
Alamat rumah: Jl. Raya Ir. Sutami, Km 43 Desa Bauh Gunung Sari, Sekampung Udik, Lampung Timur
Kantor: Enigma Picture, Jalan Soekarno Hatta, Belakang Polsek Kedaton, Bandarlampung

Pernah Diterbitkan di Harian Fajar Sumatera | Rubrik Kiprah | Selasa, 15 September 2015 | Halaman 11

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun