Komunikasi yang jalan terus pada saat kita bekerja kepada buah hati, akan sangat berarti bagi mereka yang sebenarnya juga sedang bertanya-tanya, kira-kira sedang apa orang tua mereka jam segini di kantor.
Meluangkan waktu lebih banyak ketika bersama dengan mereka saat liburan
Parents, seringkali liburan atau cuti kerja bagi Ibu bekerja adalah “me time” yang dihabiskan penuh untuk edisi merawat tubuh dan memanjakan diri. Namun, tidak begitu bagi orang tua tunggal. Hari libur adalah hari untuk bersama anak-anak, aktivitas dan kegiatan anak-anak adalah “me time” nya anak-anak kita.
Hal yang paling sering saya lakukan ketika liburan dengan anak-anak adalah membaca buku bersama, bermain story stone dan berjalan-jalan di taman rekreasi anak-anak. Kegiatan-kegiatan sederhana yang tidak banyak biaya sebanrnya lebih mengena maknanya di hati anak-anak kita, dibandingkan dengan hadiah mewah yang mahal sebagai bentuk rasa bersalah.
Memberikan apresiasi yang extra kepada pencapaian buah hati
Parents, ada pertanyaan-pertanyaan sederhana yang biasa saya tanyakan kepada anak-anak saya dan seringkali saya tanyakan. Seperti, “ Kakak, kalau sudah besar mau jadi apa?” Dan dengan jawaban yang sudah jamak saya dengan anak saya juga akan menjawab pertanyaan tersebut. |” Aku mau jadi ahli Matematika!” .
Lalu dengan wajah eksresif saya akan pura-pura terkejut “ Wow! Keren sekali! Lalu telapak tangan kanan saya meminta dia untuk adu tos. Dai tertawa gembira. Padahal saya dalam hati berpikir nilai-nilai matematika dia biasa saja, hehe. Tetapi saya tetap berekspresi senang dan bangga. Setidaknya itulah wajah yang dia harapkan hadir dari wajah saya ketika dia mengatakan sesuatu yang biasa atau yang amazing bagi dia.
Antusias, adalah kunci utama apresiasi. Tidak banyak dari kita menyadari bahwa ekspresi kita sebanrnya sedang dinilai oleh anak-anak, sekecil apapun. Namun entah karena bagi kita hal tersebut random atau bahkan jamak, kita lalu kurang bersemangat memberikan respon.