Mohon tunggu...
Aprilia Sari Yudha
Aprilia Sari Yudha Mohon Tunggu... Guru - Hasbunallah
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mahasiswi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Scaffolding Sebati, Anak Mandiri!

7 Maret 2019   21:50 Diperbarui: 7 Maret 2019   22:14 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan anak usia dini atau Taman Kanak-kanak dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (2009: 1) pada hakekatnya adalah pendidikan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh atau menekankan pada pengembangan seluruh dimensi perkembangan anak yang meliputi kognitif, sosial, emosi, fisik dan motorik. 

Secara psikologis anak berkembang secara holistik atau menyeluruh, artinya terdapat kaitan yang sangat erat antara aspek perkembangan yang satu dengan yang lainnya, aspek perkembangan yang satu mempengaruhi aspek perkembangan lainnya.

Salah satu tahapan penting dalam masa perkembangan anak adalah fase otonomi. Fase ini ditandai dengan antusiasme anak untuk melakukan segala sesuatunya sendiri dan munculnya hasrat untuk mandiri. Kemandirian bukanlah keterampilan yang muncul tiba-tiba tetapi perlu diajarkan pada anak sejak usia dini, apabila anak tidak belajar mandiri sejak usia dini akan sangat memungkinkan anak merasa bingung bahkan tidak tahu bagaimana harus membantu dirinya sendiri. 

Kemandirian merupakan salah satu aspek kepribadian manusia yang tidak dapat berdiri sendiri, hal ini berarti bahwa kemandirian terkait dengan aspek kepribadian yang lain dan harus dilatihkan pada anak-anak sedini mungkin agar tidak menghambat tugas-tugas perkembangan anak selanjutnya.

Salah satu teknik pembelajaran yang dapat dilakukan oleh pendidik untuk mengembangkan kemandirian anak adalah melalui pembelajaran bertahap atau pembelajaran yang dilaksanakan sedikit demi sedikit yang dikenal dengan istilah scaffolding atau mediated learning. Guru melakukan pembelajaran bertahap atau sedikit demi sedikit untuk mencapai perkembangan yang seharusnya dicapai. Tahapan itu merupakan tangga agar anak dapat menguasai perkembangan yang kompleks (tuanguru). 

Scaffolding merupakan jembatan yang digunakan untuk menghubungkan apa yang sudah diketahui anak dengan sesuatu yang baru yang akan dikuasai atau diketahui anak. Scaffolding adalah teori yang dikemukakan oleh Vigotsky, yang menekankan penggunaan dukungan atau bantuan tahap demi tahap dalam belajar dan pemecahan masalah. Ada beragam bantuan yang diberikan tergantung pada tingkat kesulitan yang dialami anak, misalnya 

1) memecah tugas menjadi lebih kecil; 2) mengatur bagian-bagian; 3) mengajak berpikir ulang; 4) membahasakan proses berpikir jika tugasnya kompleks; 5) melaksanakan pembelajaran kooperatif; 6) melakukan dialog dalam kelompok kecil; 7) memberi petunjuk kongkret; 8) melakukan tanya jawab; 9) memberikan kartu-kartu kunci; atau 10) melakukan pemodelan. 

Di samping itu, bila diperlukan bantuan dapat berupa mengaktifkan latar belakang pengetahuan yang dimiliki siswa, memberikan tips-tips atau kiat-kiat, strategi, dan prosedur-prosedur kunci untuk melaksanakan tugas atau memecahkan masalah yang dihadapi siswa agar siswa tidak frustasi karena mengerjakan tugas atau suatu keterampilan yang sulit dicapai/dilaksanakan.  

Ciri khas teknik scaffolding ini adalah keaktifan dan keterlibatan anak dalam upaya proses belajar dengan memanfaatkan pengetahuan awal dan gaya belajar masing-masing anak dengan bantuan guru sebagai fasilitator yang membantu anak apabila anak mengalami kesulitan dalam upaya belajarnya. Dengan teknik ini diharapkan kemandirian anak dapat dikembangkan secara optimal dan bertahan lama. 

Strategi ini dianggap paling tepat karena kemandirian anak adalah suatu hal yang bersifat kompleks. Jadi, untuk membelajarkannya diperlukan tahapan-tahapan yang jelas dan tepat agar suatu hal yang bersifat kompleks itu dapat dikuasai dengan baik dan optimal.

Berbicara mengenai hal yang didapat  setelah anak mendapatkan scaffolding, yaitu kemandirian. kemandirian adalah keterampilan yang muncul tiba-tiba tetapi perlu diajarkan pada anak. Tanpa diajarkan, anak-anak tidak tahu bagaimana harus membantu dirinya sendiri. Kemampuan membantu diri inilah yang dimaksud dengan mandiri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun