Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Dosen FEB, Peneliti, Penulis, Senang belajar https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Pertumbuhan Ekonomi Inklusif; Wirausaha Perempuan Mandiri (148)

2 Maret 2024   14:22 Diperbarui: 2 Maret 2024   14:29 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp

Wirausaha perempuan mandiri memiliki peran yang sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi inklusif. Ketika perempuan memiliki akses dan dukungan yang cukup untuk memulai dan mengembangkan bisnis mereka sendiri, ini tidak hanya memberdayakan mereka secara ekonomi tetapi juga memiliki efek positif yang luas pada masyarakat dan ekonomi secara keseluruhan.

Berikut beberapa cara di mana wirausaha perempuan mandiri dapat berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi inklusif:

  1. Penciptaan lapangan kerja: Bisnis yang didirikan oleh perempuan seringkali mempekerjakan orang-orang dari komunitas lokal, termasuk perempuan dan kelompok yang kurang terwakili dalam pasar kerja. Hal ini membantu mengurangi tingkat pengangguran dan meningkatkan inklusi ekonomi.
  2. Pemberdayaan perempuan: Dengan memfasilitasi kemandirian ekonomi perempuan, mereka menjadi lebih mandiri secara finansial dan memiliki kontrol lebih besar atas keputusan mereka sendiri dalam kehidupan. Ini dapat meningkatkan kesejahteraan perempuan secara keseluruhan dan memberikan contoh positif bagi generasi mendatang.
  3. Peningkatan akses ke sumber daya: Melalui pelatihan, pendanaan, dan jaringan, wirausaha perempuan mandiri dapat mendapatkan akses yang lebih baik ke sumber daya yang dibutuhkan untuk memulai dan mengembangkan bisnis mereka. Ini termasuk akses ke modal, pengetahuan bisnis, koneksi industri, dan infrastruktur yang dibutuhkan.
  4. Inovasi dan keragaman: Perempuan sering membawa pandangan dan pengalaman yang unik ke dunia bisnis, yang dapat memicu inovasi dan keragaman dalam produk dan layanan yang ditawarkan. Ini menciptakan peluang baru untuk pertumbuhan ekonomi dan memenuhi kebutuhan yang belum terpenuhi dalam masyarakat.
  5. Peningkatan kesejahteraan masyarakat: Dengan mendukung bisnis yang dimiliki oleh perempuan, masyarakat secara keseluruhan juga mendapatkan manfaat. Bisnis-bisnis ini sering terlibat dalam kegiatan sosial dan pemberdayaan komunitas, seperti memberikan pelatihan kerja, mendukung pendidikan, atau mengatasi masalah sosial tertentu.

Untuk mendukung pertumbuhan ekonomi inklusif melalui wirausaha perempuan mandiri, diperlukan langkah-langkah konkret seperti pelatihan keterampilan, akses ke modal usaha, mentorship, dukungan kebijakan yang inklusif, dan promosi kesetaraan gender di semua tingkat masyarakat dan pemerintahan.

Negara-negara yang berhasil menjadikan wirausaha perempuan mandiri sebagai pilar pertumbuhan ekonomi inklusif biasanya memiliki kebijakan dan program yang kuat untuk mendukung perempuan dalam dunia bisnis. Berikut beberapa contoh negara yang telah berhasil dalam hal ini:

  1. Swedia: Swedia telah berhasil dalam mendorong kewirausahaan perempuan melalui dukungan yang kuat dari pemerintah dan infrastruktur yang mendukung. Program seperti ketersediaan cuti orang tua yang luas, dukungan kesehatan yang baik, dan sistem pendidikan yang inklusif telah menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perempuan untuk memulai dan mengembangkan bisnis mereka.
  2. Kanada: Kanada telah mengadopsi kebijakan yang progresif untuk mendukung kewirausahaan perempuan, termasuk akses yang lebih baik ke pendanaan, program pelatihan khusus, dan jaringan dukungan yang kuat. Inisiatif seperti Women Entrepreneurship Strategy telah membantu meningkatkan jumlah bisnis yang dimiliki oleh perempuan dan kontribusinya terhadap ekonomi Kanada.
  3. Rwanda: Rwanda adalah salah satu negara di Afrika yang telah membuat kemajuan signifikan dalam mendukung kewirausahaan perempuan. Dukungan dari pemerintah, organisasi internasional, dan sektor swasta telah membantu menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perempuan untuk memulai bisnis mereka sendiri. Rwanda bahkan memiliki target ambisius untuk mencapai kesetaraan gender dalam kepemimpinan politik dan ekonomi.

Di sisi lain, masih ada negara-negara yang belum berhasil sepenuhnya memanfaatkan potensi wirausaha perempuan sebagai pilar pertumbuhan ekonomi inklusif. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kurangnya akses ke sumber daya, diskriminasi gender, dan kurangnya dukungan dari pemerintah dan masyarakat secara keseluruhan. Contohnya adalah:

  1. Yaman: Yaman merupakan salah satu negara di Timur Tengah yang menghadapi tantangan besar dalam memperkuat peran perempuan dalam ekonomi. Konflik yang berkepanjangan, kurangnya akses ke pendidikan dan pekerjaan, serta norma sosial yang konservatif telah menjadi hambatan bagi perempuan untuk terlibat dalam kewirausahaan.
  2. Pakistan: Meskipun Pakistan memiliki sejumlah wirausaha perempuan yang sukses, namun banyak perempuan yang masih menghadapi hambatan dalam memulai bisnis mereka sendiri. Diskriminasi gender, akses yang terbatas ke pendanaan, dan norma sosial yang membatasi peran perempuan dalam masyarakat adalah beberapa tantangan yang perlu diatasi.

Untuk negara-negara yang belum berhasil, perlu adanya langkah-langkah konkret untuk meningkatkan dukungan bagi wirausaha perempuan, seperti reformasi kebijakan, pendanaan yang lebih mudah diakses, pelatihan keterampilan, dan perubahan budaya yang mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.

Di Indonesia, peran wirausaha mandiri perempuan sangat penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi inklusif. Berikut ini beberapa alasan mengapa:

  1. Kontribusi terhadap perekonomian: Perempuan di Indonesia memiliki potensi besar sebagai penggerak ekonomi. Dengan memberdayakan perempuan untuk menjadi wirausaha mandiri, mereka dapat menciptakan lapangan kerja baru, menghasilkan pendapatan bagi keluarga mereka, dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal dan nasional.
  2. Pemberdayaan perempuan: Wirausaha mandiri memberikan perempuan kesempatan untuk mandiri secara ekonomi, meningkatkan kepercayaan diri, dan memberikan mereka kontrol lebih besar atas keputusan ekonomi mereka sendiri. Ini juga memungkinkan perempuan untuk memperoleh kemandirian finansial dan memperbaiki kesejahteraan mereka sendiri serta keluarga.
  3. Pengurangan kesenjangan gender: Dukungan terhadap wirausaha perempuan membantu mengurangi kesenjangan gender dalam bidang ekonomi. Ini termasuk memberikan akses yang lebih baik ke pendanaan, pelatihan keterampilan, dan jaringan bisnis yang dapat membantu perempuan dalam memulai dan mengembangkan bisnis mereka.
  4. Inovasi dan keragaman: Wirausaha perempuan sering kali membawa perspektif yang unik dan solusi kreatif terhadap masalah sosial dan ekonomi. Dengan mendorong wirausaha mandiri perempuan, kita dapat mempromosikan inovasi dan keragaman dalam pasar, yang pada gilirannya dapat meningkatkan daya saing dan pertumbuhan ekonomi.
  5. Dampak sosial: Wirausaha mandiri perempuan sering terlibat dalam kegiatan sosial dan pemberdayaan komunitas. Mereka dapat membantu mengatasi masalah-masalah seperti kemiskinan, ketidaksetaraan gender, dan pengangguran melalui bisnis mereka, sehingga memberikan dampak positif yang lebih luas bagi masyarakat.

Untuk mendukung pertumbuhan ekonomi inklusif melalui wirausaha mandiri perempuan di Indonesia, diperlukan langkah-langkah seperti penyediaan akses yang lebih baik ke pendanaan dan sumber daya, pelatihan keterampilan kewirausahaan, pembangunan infrastruktur yang mendukung bisnis, serta promosi kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan dalam semua tingkatan masyarakat dan pemerintahan.

Beberapa daerah di Indonesia telah menunjukkan keberhasilan dalam mendukung wirausaha perempuan mandiri. Berikut beberapa contohnya:

  1. Yogyakarta: Yogyakarta dikenal sebagai salah satu pusat kreativitas dan kewirausahaan di Indonesia. Banyak perempuan di Yogyakarta yang aktif dalam berbagai bidang usaha, mulai dari industri kreatif seperti kerajinan tangan, seni, desain, hingga sektor pariwisata dan kuliner. Keberhasilan ini tidak hanya didukung oleh dukungan pemerintah lokal, tetapi juga oleh atmosfer kreatif dan kolaboratif di kota ini.
  2. Bandung: Bandung juga merupakan pusat kreativitas dan kewirausahaan di Indonesia, terutama dalam bidang fashion, desain, dan teknologi. Banyak perempuan di Bandung yang telah berhasil memulai bisnis mereka sendiri, baik dalam skala kecil maupun besar. Dukungan dari komunitas kewirausahaan, akses ke pasar lokal dan global, serta kerjasama antarbisnis telah membantu memperkuat peran wirausaha perempuan di Bandung.
  3. Bali: Pulau Bali terkenal dengan industri pariwisatanya, namun juga memiliki sektor wirausaha yang berkembang pesat. Banyak perempuan di Bali yang terlibat dalam bisnis pariwisata, seperti homestay, restoran, toko suvenir, dan usaha kreatif lainnya. Keberhasilan wirausaha perempuan di Bali didukung oleh industri pariwisata yang kuat, pasar yang beragam, serta dukungan dari komunitas lokal dan internasional.
  4. Jakarta: Meskipun Jakarta merupakan pusat bisnis dan keuangan yang besar, tetapi juga merupakan tempat bagi banyak wirausaha perempuan yang sukses. Banyak perempuan di Jakarta yang aktif dalam berbagai sektor, termasuk teknologi, makanan dan minuman, mode, dan layanan profesional. Keberhasilan wirausaha perempuan di Jakarta didukung oleh infrastruktur yang baik, akses ke pasar yang luas, dan jaringan bisnis yang kuat.
  5. Surabaya: Surabaya juga merupakan salah satu kota di Indonesia dengan tingkat kewirausahaan yang tinggi. Banyak perempuan di Surabaya yang telah berhasil memulai bisnis mereka sendiri, terutama dalam sektor perdagangan, manufaktur, dan jasa. Dukungan dari pemerintah lokal, akses ke pasar lokal dan regional, serta semangat kewirausahaan di masyarakat telah menjadi faktor penentu keberhasilan wirausaha perempuan di Surabaya.

Keberhasilan wirausaha perempuan mandiri di daerah-daerah ini menunjukkan pentingnya dukungan infrastruktur, pasar yang beragam, akses ke sumber daya, dan kolaborasi antarbisnis dalam menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan wirausaha perempuan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun