Mohon tunggu...
Aprilia Sari Yudha
Aprilia Sari Yudha Mohon Tunggu... Guru - Hasbunallah
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mahasiswi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Lima Sifat Pendidik yang Menghambat Pembelajaran

22 Maret 2018   22:34 Diperbarui: 22 Maret 2018   22:37 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dalam proses pendidikan anak, pihak yang terlibat langsung selain keluarga terutama orang tua ada juga guru. Dalam proses tersebut, anak-anak dapat belajar berkembang dan tumbuh menjadi anak yang mandiri dengan belajar sambil bermain. 

Belajar sambil bermain juga merupakan salah satu cara yang paling efektif dan banyak digunakan oleh hampir sebagian besar sistem pendidikan anak usia dini. Semua anak berproses, ada yang tumbuh kembangnya lambat, ada juga yang cepat. Tapi kita sebagai orang tua atau pendidik jangan terlalu mengkhawatirkan itu. Karena sekali lagi, itulah proses yang memang harus dilalui oleh anak. 

Berbicara mengenai proses pembelajaran pada anak, pasti hal pertama yang terbesit oleh kita adalah "hasil apa yang akan anak dapatkan dalam pembelajaran tersebut?" , "apakah anak tersebut bisa atau tidak?". Padahal dibalik fenomena itu ada satu pertanyaan besar yang perlu dijawab. Yaitu 'Apakah kita sudah menjadi pendidik yang baik?' 'Sudahkah kita memberikan yang terbaik untuk anak didik kita?'

Mengapa pertanyaan tersebut bisa muncul? Hal ini karena semua proses pembelajaran yang anak lalui tergantung dari kita sebangai pendidik mau diapakan anak ini. Terlihat sepele sih, dan bahkan banyak yang mengangap enteng. Tapi sebenarnya masih banyak yang perlu kita (pendidik) koreksi lagi. 

Sebenarnya apa sajasih hal yang harus kita (pendidik) hindari agar tidak menghambat pembelajaran? Yukk, simak ulasan berikut ini. 

1. Menganggap diri paling benar. Sudah kita ketahui bersama, bahwa anak usia dini memang lagi masanya ingin tahu banyak hal, sifat peniru orang dewasa yang tinggi dan mempunyai sifat yang merasa dirinya paling benar. 

Karena anak mempunyai ingatan yang sangat kuat, tidak menutup kemungkinan bahwa sifat tersebut kebawa sampai dewasa. Nah, kita sebagai pendidik jika memiliki sifat seperti itu sangat disayangkan sekali. Sebagai contoh, disaat anak melakukan kesalahan dan anak mengeluarkan pendapat yang tidak sejalan dengan kita, kalimat yang sering diucapkan pasti 'Sudahlah, kalian diam saja. 

Masih kecil tau apa? Mama lahir duluan dibanding kaloan. Menurut saja deh!' Kata-kata ini akan membuat anak susah lagi berpikir. Dan anak akan susah untuk mengekspresikan berbagai ungkapan karena takut salah. 

2. Bukan Pendengar yang Baik. Faktor lain yang membuat terhambatnya pembelajaran adalah kita padahal sebagai pendidik tidak bisa menjadi pendengar yang baik untuk anak didiknya. 

Sebagai contoh ada seotang anak yang tidak mengerjakan PR, dikarenakan habis menemani neneknya sedang sakit. Saat anak sampai disekolah, kita langsung menyerbunya dengan berbagai pertanyaan dan tidak memberikan anak kesempatan untuk berbicara. Padahal sikap yang harus kita lakukan adalah membiarkan anak cerita terlebih dahulu. Dengarkan dengan seksama dan dengan penuh perhatian. 

3. Memberikan Hukuman Fisik. Perilaku dan sikap setiap pendidik itu pasti berbeda-beda. Ada yang bisa mengontrol emosi dan ada juga yang tidak bisa mengontrol. Disaat kita tidak bisa mengontrol emosi, kita cenderung bersikap sangat tegas kepada anak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun