Mohon tunggu...
Aprilia Putri Anggraini
Aprilia Putri Anggraini Mohon Tunggu... Mahasiswa

41121120020 - S1 Teknik Sipil - Fakultas Teknik - Universitas Mercu Buana - Etik Mercu Buana dan Pendidikan Anti Korupsi - Dosen Pengampu Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diskursus 5 Tokoh Pentingnya Berpikir Positif Tentang Kehidupan

16 Oktober 2025   02:36 Diperbarui: 16 Oktober 2025   02:36 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diskursus 5 Tokoh Pentingnya Berpikir Positif Tentang Kehidupan (Sumber: Modul Etik Mercu Buana dan Pendidikan Anti Korupsi)

1. Identifikasi pikiran irasional
2. Tantang keyakinan yang tidak logis  
3. Ganti dengan pikiran yang rasional dan sehat

Praktik Harian Model ABC
1. Daily Thought Journal
Setiap hari, catat 3 situasi sulit dan analisis:
- A: Apa yang terjadi?
- B: Apa pikiran saya tentang ini?
- C: Perasaan dan tindakan apa yang muncul?
- Pikiran Alternatif: Apa cara pandang yang lebih sehat?

2. The "Stop-Question-Change" Technique
Saat emosi negatif muncul:
- STOP Akui perasaan
- QUESTION "Apakah pikiran saya rasional?"
- CHANGE Cari perspektif yang lebih sehat

3. Anti "Harus"-isme Challenge
Ganti kata "harus" dengan:
- "Saya lebih suka..."
- "Akan lebih baik jika..."
- "Saya ingin..."

Relevansi di Era Media Sosial
Di dunia yang penuh dengan:
- Pressure untuk tampil sempurna
- Perbandingan sosial yang tidak sehat  
- Fear of missing out (FOMO)

Prinsip Ellis membantu kita:
- Memfilter ekspektasi tidak realistis
- Menerima bahwa hidup tidak harus sempurna
- Fokus pada apa yang benar-benar penting

Perbandingan dengan Filsuf Lain
Stoik vs Nietzsche vs Ellis
- Marcus Aurelius: "Kendalikan reaksimu"
- Nietzsche: "Cintai takdirmu"  
- Ellis: "Ubahlah pikiranmu yang keliru"

Ellis membawa filosofi ke level praktis dengan tools yang bisa langsung diaplikasikan.

Menjadi Arsitek Realitas Batin Kita Sendiri
Albert Ellis meninggalkan warisan yang mengubah cara kita memahami hubungan antara pikiran, perasaan, dan perilaku. Pesan utamanya: "Kita bukan korban peristiwa, melainkan penafsir aktif dari peristiwa tersebut."

Dengan belajar berpikir rasional, kita bisa:
- Mengubah kecemasan menjadi antisipasi
- Mentransformasi kemarahan menjadi pemahaman  
- Mengonversi kesedihan menjadi pembelajaran

Seperti kata Ellis: "Menjadi bahagia bukan soal menemukan dunia yang sempurna, tetapi soal belajar berpikir dengan cara yang lebih sehat tentang dunia yang tidak sempurna."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun