Mohon tunggu...
Apriani Dinni
Apriani Dinni Mohon Tunggu... Guru - Rimbawati

Biarkan penaku menari dengan tarian khasnya, jangan pernah bungkam tarian penaku karena aku akan binasa secara perlahan

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Lelaki Memang Suka Begitu

3 November 2020   05:00 Diperbarui: 3 November 2020   05:03 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

~~

Hari ini April sedang begitu jengkel sama Arka, suaminya, tingkahnya hari ini begitu aneh dan sangat  mengesalkan dirinya. April ingin cerita panjang lebar malah dimarahi. Terus dia harus cerita ke siapa?

Apa dia mesti cerita ke Tukang Ojeg yang ada di perapatan, Tukang Sayur yang suka lewat depan rumah atau ke Suami tetangganya yang selalu tersenyum manis ke arahnya?

Di awal bulan November ini, suaminya sendiri seperti sedang tidak mengerti keadaan dirinya. Di musim hujan seperti ini Ia merasa bahwa hanya dirinya yang dituntut untuk selalu mengerti dengan kondisi rumah tangganya.

Jujur saja saat ini Ia melihat Arka sama saja seperti dengan Lelaki lainnya. Para Lelaki yang terlihat begitu menyebalkan di matanya.

April sudah menyusun rencana untuk menghukum suaminya, "Liat saja nanti, dia gak akan mau cerita apa-apa lagi pada suaminya!" batin April jengkel sambil menatap ke layar handphone-nya.

Sekarang Arka sedang pergi keluar dan sepertinya tidak sempat memberitau dirinya, Sore tadi April pulang ke rumah dan tidak ada menemui suaminya itu di dalam rumah, entah pergi kemana, padahal biasanya Lelaki pilihan hatinya itu tidak pernah lupa pamit kepadanya.

April masih ingat saat dulu pernah pergi ke suatu tempat acara dadakan sama teman-teman kerjanya dan baru memberitaukan Arka setelah sampai ditujuan, saat itu Arka begitu marah dan seperti hendak menelan bulat-bulat dirinya. Rentetan kata-kata kecurigaan meluncur dari mulutnya dan dilontarkan padanya begitu saja tanpa memperdulikan situasi dirinya yang tengah bersama dengan rekan-rekan kerjanya. Lebay banget!

Sikap Arka itu kadang benar-benar membikin kesal kesal dirinya, apalagi jika sedang terbakar cemburu, kalo marah suka tidak liat situasi. Suaminya itu begitu keras, tidak perduli April sedang bersama kolega atau tidak, pokoknya ketika japri harus segera di balas dan telpon harus segera diangkat.

Pernah April sedang workshop selama tiga hari di luar kota,  entah kenapa Arka marah ga ada ujungnya dan April mau tidak mau harus menjelaskan panjang lebar. Tapi kalo April yang marah Arka dengan mudah bilang, "Nanti ya, Papa lagi diskusi" atau banyak alasan lain lagi, seperti biasa dianggap selesai.

Kadang April berfikir, entah kenapa dia bisa mencintai Lelaki yang terkadang sifatnya aneh seperti ini. Kalo April bercanda dengan teman-teman Lelakinya di WAG komunitas mereka, Arka sering menasehati dirinya agar jangan seperti itu, sebab dia seorang perempuan, "Tolong jaga diri dan hati,"  selalu itu saja yang menjadi senjata andalannya ketika sedang menasehati dirinya. Jangan begitu jangan begini. Tapi pas tanpa sengaja dia membuka handphone-nya dan menemukan Arka sedang genit-genit sama cewek-cewek di WAG-nya, maka dengan sangat gampang dia menjawab, "Laki-laki sih wajar dan anggap biasa, dah jangan cemburu berlebihan, gak baik dilihat teman-teman,"

Halooo, ini bukan masalah cemburu, tapi tolong jaga sikap dan hargai aku sebagai istri aku ingat saat Arka sedang pedekate ke dirinya dulu berkata, "Selain sebagi istri, aku juga mau kamu menjadi teman sekaligus sahabat dan juga rekan kerja buatku, sebab hidup berumah tangga itu ibarat kerja tim, harus kompak dan bersatu layaknya sebuah tim yang sedang ingin memenangkan perlombaan."

Saat ini April sedang teramat kesal dengan suaminya. Dan ketika Arka pulang, pintu kamar sengaja Ia kunci dari dalam, sampai-sampai hingga tengah malam suara Arka masih terdengar di luar kamar dengan suara memelas sambil berkata,

"Buka pintunya donk Bund, pakaian Papa basah semua nih, tadi sempat kehujanan di jalan, Bunda kan tau, kalau di bulan November ini curah hujan lebih tinggi dari biasanya,"

"Bodo Ah, siapa suruh pergi keluar rumah gak pamit sama Bunda, Bunda udah tidur, jadi Papa tidur aja sendirian di luar!"

"Bund... Bunda belum tidur kan?"

"Udah!"

"Udah tidur kok masih bisa ngomong,"

"Bodo ah!"

"Bund..."


Catatan : Cerita ini hanya fiksi belaka, jika ada kesamaan Foto, nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan. Artikel ini juga tayang di secangkirkopibersama.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun