Mohon tunggu...
Apriani Dinni
Apriani Dinni Mohon Tunggu... Guru - Rimbawati

Biarkan penaku menari dengan tarian khasnya, jangan pernah bungkam tarian penaku karena aku akan binasa secara perlahan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Noormah (Bagian Enam)

3 November 2020   08:41 Diperbarui: 3 November 2020   08:51 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Iya, Noormah itu semasa hidupnya banyak menolong orang dan kepergiannya itu memang cukup membuat kami semua merasa kehilangan."

"Iya,"

"Tepat di hari ke tujuh Noormah meninggal dunia, dia datang menemui Bapak yang saat itu masih begitu kehilangannya,"

"Dalam mimpi?"

"Bukan, nyata."

"Ha! Masak sih?"

"Tuhan yang menjadi saksi, jika memang sekiranya Bapak membohongimu,"

"Hemm, apakah Mendiang Noormah tubuhnya tranparan seperti di film-film horror ketika menemui Bapak?"

"Tidak, dia nyata, seperti kita ini,"

"Mustahil,"

"Ada banyak misteri di dunia ini yang tidak mampu di jelaskan dengan kata-kata,"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun