Mohon tunggu...
Apriani Dinni
Apriani Dinni Mohon Tunggu... Guru - Rimbawati

Biarkan penaku menari dengan tarian khasnya, jangan pernah bungkam tarian penaku karena aku akan binasa secara perlahan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Cinta, Darah, dan Air Mata

25 Oktober 2020   15:37 Diperbarui: 26 Oktober 2020   11:16 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lima Ratus Tujuh Puluh Masa telah  dilalui bersama. Rasa haru bercampur  bahagia saat rasa melebur bersama cinta, duka dan bahagia.

Senja, tak lagi ada kata-kata cinta milik Pujangga yang terucap untuk menggambarkan anugerah yang dikirim Sang Maha Pencipta.

Di ujung waktu, rasa dipertemukan oleh Dia. Dan di ujung waktu juga rasa disatukan oleh-Nya.

Ada cinta juga air mata menyelimuti sebuah perjalanan, semoga tidak ada darah disana. Senja, bersediakah menjadi cahaya  menghiasi indahnya langit?

ADSN1919

Catatan tayang di secangkirkopibersama.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun