Aku selalu mengadu pada Tuhan, bertanya antrianku nomor berapa, kala melihat orang-orang disekelilingku sudah sampai pada antriannya, mereka tersenyum melambaikan tangan, meninggalkan dunia yang penuh dengan kepalsuan.
Terkadang aku meminta pada Tuhan agar antrianku dipercepat, karena aku tak mau menyakiti lebih lama orang-orang disekitarku. Baik sikap, kata bahkan tulisan recehan milikku yang mungkin sedikit menggores perasaannya.
Biarlah aku mengalah dengan rembulan masih utuh dalam peluk. Untuk apa hidup Jika hanya  menambah luka untuk sekitar. Bila ketiadaanku diharapkan, aku akan menghadap Tuhan dengan senyuman, karena aku dapat merasakan cinta yang sebenarnya cinta dalam keabadianku bersama Tuhan dan cinta sejatiku.
Tayang di Secangkirkopibersama.com