Mohon tunggu...
Mina Apratima Nour
Mina Apratima Nour Mohon Tunggu... Jurnalis - :: Pluviophile & Petrichor ::

IG @fragmen.rasa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Aruna dan Rahasianya

27 Maret 2020   15:14 Diperbarui: 27 Maret 2020   15:37 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aruna.

Rahasia-rahasia paling sakral tak terjamah akal. Kau simpan sendiri dalam kesunyian malam. Bermain dengan imaji terliar, kau sadar Tuan sang empunya netra nan teduh sudah berlabuh. Dalam bahtera utuh penuh buncah bungah meski gaduh. Malam-malamnya dilingkupi senandung syahdu puan, tak butuh lagi wulan merindu. Tuan telah temukan titik dari embara sekian titimangsa, sedang kau hanya bisa mengaduh.

Pasrah, Ar?

Kau paksa berulang kali, Tuan tak jua menjauh. Tutur gentas seringkali hanya untuk kembali menghunjam penuh. Kau pikir Tuan masih tak tenang, Ar? Netra teduh berganti kosong bak kunarpa. Terlihat damai namun riuh di kepala tak bisa berbohong. Pikirmu "Mengapa masih bersama puan, jika aku yang diminta selalu datang tiap daksamu runtuh, Tuan?"

Ar...
Dunia hanya tentang datang dan pergi. Waktu adalah permainan tabah dan ikhlas. Pada akhirnya, kita hanya akan sendiri, Ar. Bergelimun tanah liat, bertabur kelopak doa.

Sudahi tangismu, Ar...
Tidak akan ada perjalanan lagi untuk hati yang patah berkali-kali.

- Jakarta, 11 Februari 2020 -

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun