Mohon tunggu...
Apip Romdoni
Apip Romdoni Mohon Tunggu... Content Creator

Pecinta dunia literasi dan berbagi ide. Menulis bukan sekadar hobi, tapi cara untuk merekam pemikiran dan pengalaman. Tertarik pada tema pendidikan, sosial, dan kehidupan sehari-hari. Percaya bahwa setiap tulisan punya cerita yang bisa menginspirasi dan mengedukasi.

Selanjutnya

Tutup

Horor

Cerita Horor : Penghuni Lantai 3

27 April 2025   18:43 Diperbarui: 27 April 2025   17:46 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Horor. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Mystic Art Design

Aku baru saja pindah ke sebuah kosan lama di daerah pinggiran kota. Bangunannya besar, bercat putih kusam, dan tampak sudah berdiri sejak puluhan tahun lalu. Ada tiga lantai, tapi pemilik kosan mengingatkan, "Kalau malam, jangan naik ke lantai tiga. Apapun yang terjadi."

Awalnya aku mengira itu cuma cara orang tua untuk menjaga privasi, mungkin lantai tiga rusak atau disewakan untuk orang lain. Jadi aku mengiyakan tanpa banyak tanya.

Malam pertama terasa biasa saja. Suara jangkrik dari luar jendela menemaniku tidur. Tapi sekitar jam dua dini hari, aku terbangun karena mendengar suara langkah kaki... di atas kamarku.

Aku ingat jelas, kamar ini di lantai dua, dan lantai di atas seharusnya kosong. Suara langkah itu berat, pelan, menyeret. Seperti seseorang dengan kaki lumpuh.

Aku menarik selimut, berpura-pura tidur. Tapi suara itu berhenti tepat di atas tempat tidurku. Dan aku mendengar... ketukan. Tok... tok... tok... Seperti ada sesuatu memukul-mukul dari dalam plafon.

Paginya aku tanyakan ke ibu kos. Ia hanya menatapku lama, matanya berkaca-kaca, lalu berbisik, "Jangan dihiraukan. Jangan dijawab."

Malam kedua, suara itu kembali. Kali ini, diiringi suara napas berat. Aku menutup telinga, menyalakan lampu kamar, dan berusaha tidur dengan bacaan doa.

Namun di antara kantukku, aku sempat melihat---bayangan hitam berdiri di sudut kamarku, sangat tinggi, hingga hampir menyentuh plafon.

Malam ketiga, aku dipaksa mengalami yang lebih parah. Sekitar jam satu malam, pintu kamarku diketuk keras. Duk! Duk! Duk!
Dengan suara berat, dari balik pintu, terdengar:
"Buka... aku kedinginan..."

Suasana terasa membeku. Aku menahan napas, mengingat kata ibu kos: jangan dijawab.

Tapi pintu terus diketuk, lebih keras, lebih cepat. Suara itu memohon lagi:
"Buka... aku mau masuk... aku mau tidur..."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun