Tanganku gemetar. Aku memeluk tubuhku, tak berani bergerak. Lalu...
Pintu itu perlahan terbuka sendiri... meski sudah aku kunci.
Yang kulihat berikutnya membuat darahku membeku.
Sosok itu---perempuan dengan gaun putih compang-camping, rambut panjang kusut menutupi wajah. Tangannya bengkok tak wajar, kakinya menyeret. Ia masuk perlahan, menyeret napas berat, lalu...
merangkak ke arahku.
Aku ingin berteriak, tapi suaraku tercekat.
Tepat saat ia hampir menyentuh kakiku, azan subuh terdengar dari kejauhan. Sosok itu menjerit melengking dan menghilang dalam kabut tipis di dalam kamar.
Paginya, aku berkemas dan memutuskan untuk pergi. Sebelum meninggalkan kosan, aku bertanya lagi pada ibu kos.
Dengan suara lelah, ia berkata, "Dulu ada seorang penghuni perempuan. Ia meninggal gantung diri di lantai tiga. Sejak itu, ia mencari teman... yang mau menemaninya tidur."
Aku berlari keluar tanpa menoleh lagi.
Sampai sekarang, setiap aku mendengar suara ketukan lembut di malam hari, aku masih membeku ketakutan... takut kalau "dia" masih mengikutiku.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI