Mohon tunggu...
Maria Margaretha
Maria Margaretha Mohon Tunggu... Guru SD. Blogger.

Teaching 1...2...3. Knowledge is a power. Long Life Learner

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

100 Tahun KRL Indonesia: Sejarah, Perkembangan Teknologi dan Manfaat Positif bagi Pengguna

1 Mei 2025   11:28 Diperbarui: 1 Mei 2025   11:28 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menggunakan KRL mengejar acara nonton film bersama teman jadi nyaman. (dokumen pribadi) 

Pendahuluan

Transportasi kereta listrik (KRL) telah menjadi tulang punggung mobilitas perkotaan di Indonesia, khususnya di wilayah Jabodetabek. Dalam perjalanan sepanjang 100 tahun, KRL tidak hanya mengantarkan jutaan penumpang setiap hari, tetapi juga telah mengalami evolusi signifikan dalam segi teknologi dan layanan. Transformasi ini membawa banyak manfaat bagi pengguna, mulai dari efisiensi waktu, kenyamanan, hingga dampak positif terhadap lingkungan.

Sebelum tinggal di Jakarta, saya adalah pengguna Kereta Api Prameks yang menghubungan Solo-Yogyakarta di masa kuliah saya di Universitas Kristen Immanuel Kalasan Yogyakarta. Setelah tinggal di Jakarta saya berkenalan dengan KRL saat menyelesaikan kuliah saya di PGSD Unika Atmajaya. Pengalaman menggunakan kereta api sebagai transportasi umum membuat saya melihat bahwa kereta api di masa lalu sebelum tahun 2000, dan di masa kini tahun 2025 jelas mengalami kemajuan yang signifikan.

 

Sejarah KRL Indonesia

Akar Sejarah dan Masa Kolonial

Sejarah KRL di Indonesia bermula pada era kolonial Belanda. Pengoperasian kereta listrik pertama di Indonesia dimulai pada awal abad ke-20. Pada tahun 1925, pada tanggal 6 April, kereta listrik yang dikenal dengan sebutan "Bon-Bon" mulai melayani rute dari Tanjung Priok menuju Jatinegara. Kereta-kereta listrik awal ini diimpor dari Belanda dan menjadi pionir dalam modernisasi transportasi rel di tanah air.

Pada masa itu, pembangunan infrastruktur rel merupakan bagian dari upaya kolonial untuk meningkatkan efisiensi transportasi barang dan penumpang. Meskipun awalnya difungsikan terutama untuk mendukung kepentingan ekonomi kolonial, kehadiran kereta listrik ini membuka jalan bagi mobilitas warga lokal. Sumber listrik yang digunakan berasal dari pembangkit listrik tenaga air di Sukabumi, yang menunjukkan komitmen sejak dini terhadap penggunaan sumber energi yang efisien dan terbarukan.

Pasca Kemerdekaan dan Masa Modernisasi

Setelah kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, dunia transportasi nasional mengalami transformasi signifikan. Pemerintah Indonesia berfokus membangun infrastruktur yang dapat menunjang mobilitas masyarakat dalam rangka pembangunan nasional. KRL pun menjadi bagian penting dalam agenda pembangunan infrastruktur karena kemampuannya mengatasi kemacetan di ibu kota dan sekitarnya.

Pada era 1970-an dan 1980-an, pemerintah bekerja sama dengan negara-negara lain, khususnya Jepang, untuk mengimpor unit-unit kereta yang lebih modern. Kereta-kereta baru ini membawa standar keselamatan, efisiensi, dan kenyamanan yang jauh lebih tinggi. Dengan bantuan teknologi dari Jepang, KRL mengalami peremajaan armada sehingga mampu mengakomodir jumlah penumpang yang semakin meningkat seiring dengan urbanisasi pesat di wilayah Jabodetabek.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun