Mendung begitu pekat menyelimuti bumi
Hingga pendar mentari tak mampu menembus mega
Gelita menjadi kawan, gerimis datang menemani sepi
Akankah semua pertanda hadirnya lara
Hening, hanya jemari menari  lincah di atas papan aksara
Tetiba, bak kilat menyambar petir pun menggelegar
Kabar berpulangnya sahabat menjadi tanya besar
Senyap pun sirna seiring buncah yang memenuhi jiwa
Secepat itu Dia berkehendak, memanggil tanpa ada teguran
Selekas itu Dia mengubah keadaan, dari hingar menjadi nanar
Apa yang bisa kita lakukan untuk menghindar
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!