Panas terik pantura, ku tak bergidik
hanya usus bawel-ku yang kurang sinergik.
Dalam sekarat payahku, susuri pantura
yang terik dan hampa remah cair,
tiba-tiba terdengar suara lembut seorang ibu
yang bertanya tentang tujuan perjalananku,
bukan pertanyaan berbahasa sunda yang tulus
yang menghentak debarku,
melainkan sorot mata polos,Â
nyaris tak kasat jejak prasangka,
berbinar penuh perhatian nan kasih,
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!