Mohon tunggu...
Anton Suryantoro
Anton Suryantoro Mohon Tunggu... Ilmuwan - Bibliolarti

Saya mencoba menggunakan waktu senggang untuk belajar menuangkan pengetahuan dan pengalaman yang didapat dalam bentuk tulisan ini.

Selanjutnya

Tutup

Trip

Kekacauan Sistem Pendaftaran Haji 2022 untuk Wilayah Eropa, Amerika, dan Australia

25 Juni 2022   22:59 Diperbarui: 26 Juni 2022   17:19 1794
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Facebook.com/Motawif_SA

Ibadah haji 2022 akan diadakan kembali setelah dua tahun tertunda karena pandemi Covid-19. Haji merupakan rukun Islam kelima yang wajib ditunaikan bagi yang mampu dengan mengunjungi Baitullah pada waktu dan cara tertentu serta dilakukan dengan tertib. Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi pada Senin (06/06/2022) mengumumkan bahwa pendaftaran jemaah haji untuk wilayah Eropa, Amerika dan Australia dilakukan secara online. Calon jamaah haji dari negara – negara tersebut akan memilih paket yang disediakan, kemudian mengisi data pribadi, termasuk mengupload paspor, ijin tinggal dan bukti vaksin Covid-19. Proses selanjutnya dilakukan undian untuk menentukan calon jemaah haji yang terpilih. Setelah terpilih harus segera menyelesaikan proses pembayaran. Proses terakhir adalah menunggu penerbitan visa elektronik. Tahun ini, jemaah haji harus berusia di bawah 65 tahun dan sudah divaksinasi lengkap Covid-19. Sebelum berangkat haji juga harus menunjukkan tes PCR negatif. Dengan metode baru ini berarti pendaftaran haji tidak lagi diselenggarakan oleh biro perjalanan haji seperti tahun – tahun sebelumnya.

Proses keberangkatan haji dari Eropa, Amerika dan Australia sebelum pandemi Covid-19 lebih mudah dan lebih murah dibandingkan dari Indonesia. Lebih mudah karena calon jemaah haji tidak perlu menunggu lama bahkan sampai bertahun – tahun. Hal ini karena di Eropa, Amerika dan Australia jumlah calon jemaah haji sangat kecil. Pendaftaran bisa dilakukan di awal tahun ke biro perjalanan haji dan akan langsung berangkat haji pada tahun itu juga. Bahkan pendaftaran bisa dilakukan beberapa pekan sebelum jadwal keberangkatan. Kalau di Indonesia harus menunggu beberapa tahun yang bervariasi waktunya, tergantung dari daerah tempat tinggal calon jemaah haji. Biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH) di Eropa, Amerika dan Australia lebih tepat dibandingkan dengan program ONH Plus di Indonesia, terutama dari segi waktu dan fasilitas.

Kalau merujuk tahun 2020 ketika ibadah haji ditiadakan, estimasi biaya haji plus di Indonesia berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) mengenai Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) yakni minimal USD 8.500 sampai dengan USD 9.000 atau apabila dirupiahkan menjadi Rp. 121.000.000,- hingga Rp. 128.000.000,-. Pada tahun 2020, BPIH dari Jerman sekitar 5.500 Euro atau sekitar Rp. 86.000.000,- dengan fasilitas dan layanan yang sama ONH Plus di Indonesia. Paket ibadah haji dari Australia pada tahun 2020 adalah AUD 8.500 sampai dengan AUD 9.600 atau Rp. 87.000.000,- hingga Rp. 98.000.000,-. Di Amerika, urusan pemberangkatan haji juga dilakukan biro perjalanan haji yang jumlahnya kini antara 300 sampai 500, dengan biaya haji yang ditawarkan berkisar USD 6.250 sampai dengan USD 9.500 atau Rp. 88.000.000,- hingga Rp. 135.000.000,-. Perbedaan harga tersebut cukup mencolok, apalagi  jarak dari Indonesia ke Arab Saudi lebih dekat dibandingkan dari Eropa atau Amerika.

Sumber gambar: Facebook.com/Motawif_SA
Sumber gambar: Facebook.com/Motawif_SA

Tahun 2022 ini, calon jemaah haji dari Eropa, Amerika dan Australia harus mendaftarkan diri melalui website https://www.motawif.com.sa/home/en-sa. Mengutip dari Arab News pada Senin (06/06/2022) Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi telah mengumumkan lima langkah untuk e-registrasi haji: Langkah pertama dimulai dari 3 - 6 Juni untuk melakukan pendaftaran yang sesuai dengan preferensi pemohon. Periode 6 – 8 Juni untuk memverifikasi dokumen yang diperlukan. Pada 10 Juni, mereka yang memenuhi syarat untuk haji tahun ini dipilih dengan cara diundi. Kemudian, pada 11 - 12 Juni pembayaran dilakukan melalui platform Motawif setelah menerima pemberitahuan pencalonan. Pada tanggal 14 Juni, visa haji akan dikeluarkan untuk pemohon setelah proses pembayaran selesai. Bagaimana proses pelaksanaannya di lapangan ?


Sumber gambar: Facebook.com/Motawif_SA
Sumber gambar: Facebook.com/Motawif_SA

Proses Pendaftaran dan Pemesanan

Proses pendaftaran yang diumumkan akan berlangsung pada 6 – 8 Juni pada pelaksanaannya baru dibuka pada tanggal 10 Juni dan ditutup pada 13 Juni. Di awal proses pendaftaran, calon jemaah haji dari Eropa, Amerika dan Australia dipersilahkan memilih 3 paket yang ditawarkan yaitu Silver, Gold dan Platinum. Semua paket sudah termasuk biaya pembuatan visa, penerbangan, transportasi, akomodasi, makanan, dan kurban, tapi sayangnya tidak termasuk baju ihram. Perbedaan dari 3 paket tersebut terutama pada paket Silver yang tidak memasukkan perjalanan dan menginap di Madinah. Selain itu, transportasi pada paket Platinum berbeda dengan Silver dan Gold. Terkait dengan hotel, posisinya saling berdekatan atau di daerah yang sama untuk ketiga paket yang kurang lebih 3,4 km dari Masjidil Haram. 

Pada saat memilih diantara ketiga paket tersebut, calon jemaah haji juga bisa memilih waktu keberangkatan dan kepulangan serta bisa memilih bandara keberangkatan. Menentukan bandara keberangkatan juga akan mempengaruhi harga dari paket yang dipilih. Sebagai contoh, jika berangkat dari Jerman, ketika memilih dari Bandara München akan lebih murah harganya sebesar 200 Euro atau Rp. 3.000.000,- dibandingkan dari Bandara Frankfurt. Jadi, sebagai gambaran kalau calon jemaan haji ingin berangkat dari Bandara München maka biaya untuk paket Silver sebesar 5.250 Euro atau Rp. 82.000.000,-, paket Gold 5.625 Euro atau Rp. 88.000.000,- dan paket Platinum 5.950 Euro atau Rp. 93.000.000,-.

Setelah memilih paket, calon jemaan haji harus mengisi biodata termasuk mengupload paspor, ijin tinggal dan bukti vaksin Covid-19. Disinilah kekacauan dimulai, hal ini disebabkan calon jemaah haji diwajibkan mengisi nama tengah, sedangkan rata – rata hanya memiliki 2 kata yaitu nama depan dan nama belakang. Banyak calon jemaah haji memutuskan untuk mengisi dengan nama depan atau nama belakang karena kolom nama tengah tidak bisa diisi dengan strip (-) atau nol (0) dan harus diisi minimal 3 huruf. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa nama di visa akan berbeda dengan nama di paspor. Setelah banyaknya pertanyaan terkait pengisian nama tengah baik langsung menghubungi Motawif melalui email atau melalui media sosial, akhirnya Motawif mengumumkan bahwa sistem sudah diperbaiki dan tidak lagi mewajibkan mengisi nama tengah.

Ternyata hal tersebut tidak sepenuhnya menyelesaikan masalah karena calon jemaah haji tidak bisa memperbaiki data yang sudah didaftarkan setelah asal mengisi nama tengah tadi. Motawif hanya menjanjikan bahwa data bisa diperbaiki nanti ketika lolos undian sebelum melakukan proses pembayaran. Kekhawatiran tetap mucul sehingga ada calon jemaah haji yang mencoba  mendaftarkan diri kembali dengan email yang sama setelah sistem baru diperbaiki dengan tidakh mewajibkan mengisi nama tengah, dan ternyata berhasil serta mendapatkan nomer undian lagi. Hal ini menyimpulkan bahwa sistem pendaftaran online di Motawif tidak membatasi atau mengunci satu akun hanya bisa melakukan satu pendaftaran atau hanya mendapatkan satu nomer undian. Artinya semakin banyak kita mendaftar walaupun dengan akun yang sama, maka semakin banyak mempunyai nomer undian dan lebih memperbesar peluang untuk lolos undian.

Sumber gambar: Facebook.com/Motawif_SA
Sumber gambar: Facebook.com/Motawif_SA

Proses Pengundian

Setelah pendaftaran ditutup pada Senin (13/06/22), hasil undian akan diumumkan antara tanggal 15 - 18 Juni 2022. Pada Sabtu (18/06/2022) Motawif mengumumkan proses undian ditutup, dan calon jemaah haji harus mengecek status aplikasinya untuk segera menyelesaikan proses pemesanan. Sebelum proses undian ditutup, ada pengumuman terkait 3 status yang ada untuk membantu proses selanjutnya, yaitu :

  • Jika status aplikasi “approved” atau “disetujui”, itu berarti aplikasi telah dipilih dan dapat melanjutkan ke pemilihan paket serta pembayaran.
  • Jika status aplikasi adalah “amendment” atau “perubahan”, berarti telah dipilih tetapi perlu memperbaiki dan mengirim ulang dokumen yang benar.
  • Jika status aplikasi “pending” atau “menunggu”, berarti masih perlu meninjau dokumen atau aplikasi.

Calon jemaah haji yang telah terpilih setelah proses pengundian, ternyata harus memesan kembali paket yang tersedia seperti pada proses pendaftaran. Tapi hal yang sangat mengejutkan adalah perbedaan harga yang ditawarkan setelah proses pengundian. Sebagai contoh, penerbangan dari Bandara Frankfurt Jerman untuk paket Silver ketika waktu pendaftaran sebesar 5.450 Euro atau Rp. 85.000.000,- menjadi 7.550 Euro sampai dengan 9.000 Euro atau Rp. 117.000.000,- sampai dengan Rp. 140.000.000,- setelah proses pengundian. Dalam perubahan paket tersebut memang hotel yang ditempati posisinya hanya 300 meter atau lebih dekat dengan Masjidil Haram dan termasuk paket perjalanan serta menginap di Madinah. Untuk paket lain, Gold sekitar 10.000 Euro atau Rp. 155.000.000,- dan paket Platinum sekitar 13.000 Euro atau Rp. 200.000.000,-. Selain itu, sampai dengan pengundian ditutup, masih banyak status dari calon jemaah haji yaitu “pending” atau “menunggu”. Hal ini menyebabkan pertanyaan besar, apakah berarti aplikasinya masih ditinjau atau malah tidak ditinjau sama sekali karena statusnya tidak berubah dari pendaftaran sampai dengan penutupan undian.

Proses Pembayaran

Calon jemaah haji yang sudah lolos undian pada akhirnya bersedia membayar kenaikan harga dengan kembali memilih paket baru yang ditawarkan. Pada proses pemesanan, dibagian syarat dan ketentuan ada 4 cara pembayaran yang bisa dilakukan yaitu :

  • Payment Gateway
  • Kartu Kredit atau Kartu Debit
  • Internet Banking
  • Transfer Internasional

Tapi pada kenyataannya, pembayaran hanya bisa dilakukan dengan kartu kredit dengan logo Visa atau Mastercard dan tidak bisa dengan metode yang lain. Hal ini menimbulkan kekacauan kembali karena tidak semua jemaah calon haji yang sudah terpilih mempunyai kartu kredit, sehingga harus meminjam kartu kredit ke teman atau saudara. Belum lagi terkait dengan limit atau batasan nominal kartu kredit yang bisa digunakan untuk transaksi.

Proses pembayaran ini juga menimbulkan kekacauan yang semakin besar karena ternyata hampir semua pembayaran melalui kartu kredit ditolak atau mengalami kegagalan. Bahkan tidak sedikit calon jemaah haji yang pada akhirnya berhasil melakukan pembayaran tapi status di aplikasinya gagal dalam pemesanan. Media sosial Motawif kembali dibanjiri pertanyaan oleh calon jemaah haji yang gagal melakukan pembayaran melalui kartu kredit atau berhasil melakukan pembayaran tapi statusnya masih gagal dalam hal pemesanan. Menanggapi hal tersebut, Motawif pada Senin (20/06/22) berjanji akan menyelesaikan masalah pembayaran dalam waktu 72 jam. Kemudian pada Selasa (21/06/2022) Motawif menyampaikan 3 langkah yang harus dilakukan untuk mendapatkan visa elektronik.

Update dan Catatan Penting

Pada Sabtu (25/06/2022) Motawif melalui media sosialnya mengupload video kedatangan rombongan jemaah haji yang pertama. Walaupun sudah ada rombongan yang sampai di Arab Saudi, tapi di media sosial Motawif tetap dibanjiri pertanyaan dari status “pending”, proses pembayaran yang gagal, proses pemesanan yang gagal, belum mendapatkan visa elektronik sampai dengan belum mendapatkan tiket pesawat. Tujuan dari metode baru ini adalah memberikan harga yang kompetitif bagi calon jemaah haji dari Eropa, Amerika dan Australia dan menghilangkan praktek biro perjalanan haji yang mengambil keuntungan sebesar – besarnya dan memanipulasi harga. Tapi pada kenyataanya Motawif yang menjadi satu-satunya portal haji online di Eropa, Amerika dan Australia yang mengklaim telah mempunyai pengalaman lebih dari 40 tahun di industri ini, malah dengan sepihak menaikkan harga yang tinggi setelah proses undian.

Secara asas - asas akad (kontrak) dalam hukum syariah ada setidaknya 3 asas yang dilanggar. Pertama, asas konsensualisme (ittifaq) atau secara sederhana diartikan sebagai kesepakatan. Secara sederhana, dapat dilihat bahwa telah terjadi kesepakatan pada saat proses pendaftaran yaitu calon jemaah haji sudah tahu dan memilih serta bersedia membayar sesuai dengan paket yang ditawarkan oleh Motawif. Tapi Motawif secara sepihak menaikkan harga setelah proses pengundian. Kedua, asas kerelaan (al-ridhaiyyah) yang menyatakan bahwa segala transaksi harus didasarkan pada kesepakatan bebas dari para pihak dan tidak boleh ada unsur  paksaan, tekanan, penipuan dan misstatemen. Ketiga, asas al-‘ (keadilan) yang menuntut para pihak yang berkontrak untuk berlaku benar dalam pengungkapan kehendak dan keadaan, memenuhi perjanjian yang telah dibuat, dan memenuhi semua yang telah dibuat, serta memenuhi semua kewajibannya. Asas keadilan ini juga berarti bahwa segala bentuk transaksi yang mengundang unsur kezaliman tidak dibenarkan.

Di dunia maya ada petisi yang menuntut untuk mengembalikan sistem pendaftaran haji melalui biro perjalanan masing – masing negara seperti sebelumnya. Petisi tersebut menargetkan 10.000 tanda tangan dan sampai dengan Sabtu (25/06/2022) sudah ditandatangani oleh 9.135 orang. Ada 5 hal yang menjadi alasan petisi tersebut, yaitu :

  • Kurangnya Perencanaan; sistem baru diperkenalkan tanpa perencanaan yang tepat dengan waktu kurang dari sebulan sebelum musim haji. Calon jemaah haji dari Eropa, Amerika dan Australia tidak memiliki cukup waktu untuk melakukan persiapan terutama secara spiritual.
  • Kenaikan Harga; biaya penyelenggaraan ibadah haji dengan metode baru seharunya akan lebih murah atau setidaknya sama dengan biro perjalanan tapi setelah undian malah harus memilih paket yang lebih mahal.
  • Masalah Pembayaran; banyak calon jemaah haji yang sudah terpilih dalam undian memiliki masalah dalam membayar paket mereka.
  • Biaya Terlalu Tinggi; ada keluhan bahwa sistem baru telah mengambil biaya transaksi yang terlalu tinggi.
  • Kurangnya Kepercayaan; sistem pemesanan baru ini telah membawa kurangnya kepercayaan bagi banyak calon jemaah haji di negara-negara terpilih, bahkan terkesan sebagai uji coba. Haji seharusnya menjadi waktu yang istimewa bagi calon jemaah haji yang telah menabung lama untuk bisa mengunjungi Tanah Suci dan memenuhi salah satu Rukun Islam, tetapi sistem baru ini menyebabkan stres dan rasa sakit.

Ibadah haji adalah undangan spesial dari Allah SWT yang diberikan kepada seseorang yang dipilihnya. Tapi penyelenggara ibadah haji juga harus mempersiapkan lebih baik dan lebih baik lagi. Salah satu solusinya adalah perencanaan dan persiapan yang benar-benar matang, mulai dari keberangkatan hingga kepulangan. Ada pernyataan populer yang mungkin dianggap klise bahawa haji adalah perjalanan seumur hidup. Akan tetapi banyak calon jemaah haji yang mempersiapkannya selama bertahun – tahun dan ingin mewujudkan harapan dan doanya untuk bisa berangkat haji. Hal ini juga berarti ibadah haji bukan hanya ibadah dalah hitungan waktu dua atau tiga minggu di Arab Saudi, tetapi dengan persiapan yang harus dilakukan selama berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau bertahun-tahun sebelum bisa melaksanakan ibadah haji. Untuk itu mari kita mempersiapkan diri sebaik – baiknya untuk menjadi tamu Allah SWT sehingga haji kita benar-benar seperti perjalanan seumur hidup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun