Mohon tunggu...
Anthony Tjio
Anthony Tjio Mohon Tunggu... Administrasi - Retired physician

Penggemar dan penegak ketepatan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Menghirup Udara Bebas, Selesainya Wajib Karantina Ketibaan di Hong Kong

25 September 2020   07:51 Diperbarui: 27 September 2020   11:00 3176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sudah mencoba pilihan nasi ayam Hainan dengan sambal nyonya kuliner Malaka, ikan goreng dalam saus tomat asam manis yang aslinya dari Hainan, Kuliner Kristang sate ayam dalam saus kuning yang dibawakan Portugis dari Goa India ke Macau, ayam goreng dengan mapo tofu yang pedas mematikan rasa khas Sichuan, nasi goreng Yangzhou awam di Hong Kong dan telur dadar Cantonese yang lunak sehalus puding, juga menu termahal, seafood masak bumbu terasi hidangan istimewanya chef Feizi, dan sebagainya.

Foto pribadi
Foto pribadi
Ada satu menu di hari Jum'at yang sangat mengesankan, namanya "Kesedihan Perpisaan". Belum pernah mendengar adanya masakan ini.

Tidak lain terdiri dari 2 telur ceplok dan beberapa irisan char-siu, di atas nasi putih yang ditaburi bumbu minyak Hainan, yaitu racian bawang daun dan jahe. Ketipu sampai hampir menangis.

Bisa jadi menjelang Sabtu dan Minggu, "Sad Farewell" kepada langganan dari kantor-kantor sekitarnya restoran, sampai jumpa lagi minggu depan.

Betul, menu masakan Tionghoa serba Hainan. Sebab kebanyakan masakan Tionghoa yang menyebar di Nusantara itu, memang dibawakan tukang masak dari Hainan, ke Champa, Malaysia lalu Indonesia.

Tidak tega melempar lembaran menu restoran yang sehari-hari mengirimkan makanan kita. Disimpan saja, sebagai arsip kenangan perjalanan hidup.

Foto pribadi
Foto pribadi
Lebih sering, membikin rasa baru dari mie instan saja, yang tadinya sudah disediakan oleh sepupuh yang di Hong Kong, untuk keperluan kita di hotel.

Foto pribadi
Foto pribadi
Sehari-hari terlentang di atas ranjang, karena tidak ada persediaan kursi dan meja dalam kamar yang sekecil ini. Kelihatan lampu chandelier plastik yang tergantung di langit-langit setiap membuka mata, pertanda saya masih hidup di dunia ini. Alhamdulillah.

Lebih sering lagi hanya menatapkan mata pada lampu gantung itu, disaat banyak pikiran yang simpang siur mendengung di otak.

Sekonyong-konyong mengembalikan ingatan pada satu pelajaran yang paling bermanfaat seumur hidup ini.

Satu mata kuliah yang mengajarkan bagaimana mengatasi segala kekecewaan, yang juga beguna menghentikan emosi amarah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun