Pada masa ini penggunaan wadah dari bahan plastik semakin meningkat, menurut sumber dari Breaking News (17/06/2021) Indonesia menghasilkan 11.600 ton sampah botol plastik pada awal tahun 2021.Â
Sampah plastik merupakan sampah yang sulit diuraikan, berbeda dengan sampah organik yang mudah terurai dengan proses biodegradasi pada saat dibuang dan bercampur dengan tanah. Menurut sumber dari Buleleng (17/09/2018) ultraviolet dari sinar matahari dapat memecah atau merapuhkan sampah plastik melalui proses fotodegradasi. Â
Sehingga para pakar memperkirakan dibutuhkan waktu selama 500-1.000 tahun untuk terjadinya proses penguraian sampah plastik. Meskipun plastik telah memberikan banyak manfaat pada kehidupan modern ini, perlu diwaspadai bahwa bahan dari plastik ini sangat berbahaya bagi lingkungan, karena membutuhkan waktu yang lama untuk dapat terurai.Â
Apabila sampah plastik dibuang di tanah maka, akan mencemari tanah karena bahan berbahaya yang terkandung dalam plastik tersebut dan jika dibakar tentunya akan mencemari udara karena asap yang ditimbulkan dari proses pembakaran melepaskan zat yang beracun.
Sampah plastik banyak ditemukan di daerah pemukiman penduduk, tempat wisata, dan di area sekolah atau kampus. Kampus merupakan tempat yang banyak didatangi para mahasiwa, dosen, karyawan dll, dan dari mereka juga menyumbang sampah plastik di area kampus, yang menjadikan sampah plastik menimbun.Â
Pada umumnya mereka banyak menggunakan wadah dari bahan plastik yang digunakan hanya sekali pakai  Plastik yang digunakan sekali pakai misalnya kantong kresek, botol bekas minum, dll. Plastik yang sering digunakan biasanya terbuat dari bahan polyethylene yang merupakan bahan yang sulit diuraikan.
 Untuk mengurangi penimbunan sampah plastik dan lingkungan kampus tetap bersih dan asri, upaya yang perlu dilakukan oleh warga kampus yaitu dengan mengolah sampah plastik tersebut, dengan cara pembuatan taman di area kampus dengan menanami tanaman yang rindang yang tentunya membuat udara sekitar sejuk.Â
Pemanfaatan sampah plastik, bisa dilakukan dengan cara ecobrick. Ecobrick yaitu pemanfaatan botol plastik yang diisi limbah atau sampah anorganik sampai padat yang dapat digunakan kembali. Pengolahan sampah palstik di area kampus dapat dilakukan dengan pembuatan bangku taman dengan membuat ecobrick.Â
Cara membuat ecobrick tidak sulit, hanya perlu sampah plastik, botol plastik sebagai wadah, gunting, dan kayu sebagai pemadat. Langkah pertama yaitu dengan menggunting plastik menjadi bagian-bagian kecil sehingga mudah untuk dimasukkan ke dalam botol plastik, hanya sampah dengan jenis anorganik yang dapat dibuat ecobrick, penggunaan botol pastik tentunya harus sama ukurannya.Â
Selanjutnya, masukkan potongan plastik-plastik yang sudah dipotong ke dalam botol plastik sampai terisi penuh, kemudian dipadatkan dengan kayu agar ecobrick tidak mudah berlekuk saat digunakan untuk duduk, setelah dipadatkan dan terkumpul banyak, bangku bisa disusun dengan cara menggabungkan atau mengikat boto-botol tersebut sampai terbentuk bangku. Â Jika sudah terkumpul banyak bangku, selanjutnya bisa menata taman dan menyusun bangku-bangku ecobrick tersebut.
Pembuatan taman sangat bermanfaat bagi warga kampus, tentunya bagi mahasiswa. Taman bisa digunakan tempat untuk kumpul dengan teman-teman sebelum maupun setelah kuliah atau sekedar melepas penat setelah kuliah, dll.Â