Tulisan ini lahir dari keresahan yang mendalam terhadap bagaimana manusia merawat imajinasi ketuhanannya, membangun sivilisasi atas nama moralitas ilahi, namun justru sering gagal menjadi manusia bagi sesamanya. Buku ini bukan sekadar kumpulan opini, tetapi gugatan filosofis terhadap fondasi-fondasi yang selama ini diagungkan tanpa diuji ulang. Penulis menolak tunduk pada kredo usang dan agama-agama arkais yang berkembang secara ekspansif tetapi kian terjebak dalam keparokialan, keobsoletan, bahkan kebiadaban yang disamarkan sebagai kesalehan. Ideologi konservatif yang membatu telah menjelma menjadi kuburan nalar, tempat logika dan empati dikuburkan hidup-hidup demi dogma dan dominasi.
Dalam lanskap sosial yang retak oleh kekerasan simbolik dan stagnasi spiritual, penulis mencoba menyelisik bukan hanya narasi yang dominan, tapi juga kontranarasi yang terpinggirkan: suara-suara minor, bisikan akal sehat yang dibungkam, dan kegelisahan eksistensial manusia modern yang kerap dianggap sesat. Agama-agama yang sejatinya dimaksudkan sebagai jalan humanisasi justru sering berubah menjadi labirin dehumanisasi—alat kekuasaan yang membius dan menundukkan. Padahal, jika ia sungguh-sungguh hendak menjadi agen pencerah, agama seharusnya fleksibel terhadap progres—selalu bersedia diperiksa, dikritik, direvisi—demi menjaga relevansinya dalam lanskap realitas yang terus berubah.
Intensi utama penulis bukan untuk menghujat, tetapi untuk mengusik. Untuk mengganggu kenyamanan intelektual yang palsu. Untuk memantik bara nalar, memelihara semangat pembebasan pikiran, dan menebarkan skeptisisme sebagai tindakan moral tertinggi. Buku ini adalah ruang dialektika, bukan altar suci. Ia tidak menagih keimanan, tapi menantang untuk berpikir. Harapan terbesar penulis adalah agar pembaca mendekati buku ini bukan dengan ketakutan akan dosa atau hukuman, melainkan dengan keberanian intelektual dan kebesaran jiwa. Sebab dalam dunia yang kian sarat dengan absolutisme dan kebisingan fanatisme, yang paling langka dan paling revolusioner justru adalah keberanian untuk mempertanyakan segalanya—terutama yang dianggap sakral.
•Â
Judul: Enigmakrostik
Penulis: Andi Fitriyanto
Genre: Esai Filsafat/Satire Teologis
Penerbit: Gerilya Literasi
Terbit: 2024
ISBN: 978-623-520-020-0
Tebal: 180 halaman
•Â
Info lebih lanjut silakan kunjungi:
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI