Setetes demi setetes air hujan membasahi apa yang disentuhnya. Kala jiwa yang terasa sepi membutuhkan kebahagiaan yang sebenarnya. Aku biasa merenungi setiap detik yang ku lewati. Aku terkadang bersitegang dengan diri sendiri.
Seperti buah yang pada saatnya akan dipetik, dimakan, dibuang. Benar saja, setiap apa yang terjadi memiliki waktu takdirnya tersendiri. Tentu itu semua diluar dari kuasa manusia itu sendiri. Sesekali perlu menyendiri agar lebih memahami apa yang terjadi.
Berdiam diri bukan berarti menutup diri apalagi tidak peduli. Manusia butuh suatu ujian agar mendidik diri. Apa yang terjadi apa yang sudah terlalui. Menyesali segala sesuatu yang sudah terjadi namun, kini berjanji tak akan mengulanginya lagi.
Jika ingin menangisi kesedihan menangislah. Jika ingin menikmati kebahagiaan maka nikmatilah. Kelak seperti apa kita nanti, seperti apa kita dahulu. Jalani saja hari ini, syukuri segala yang hadir dan juga pergi.
Aku, Juni 2020 Kota KendariÂ
(AW)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI