Mohon tunggu...
Annisa Wally
Annisa Wally Mohon Tunggu... Penulis Lepas

Jangan sampai ada atau tidak adanya dirimu sama saja. Membaca untuk berbagi. Menulis untuk dikenang.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Seperti Apa Kita Nanti

15 Juni 2020   18:35 Diperbarui: 15 Juni 2020   18:46 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setetes demi setetes air hujan membasahi apa yang disentuhnya. Kala jiwa yang terasa sepi membutuhkan kebahagiaan yang sebenarnya. Aku biasa merenungi setiap detik yang ku lewati. Aku terkadang bersitegang dengan diri sendiri.

Seperti buah yang pada saatnya akan dipetik, dimakan, dibuang. Benar saja, setiap apa yang terjadi memiliki waktu takdirnya tersendiri. Tentu itu semua diluar dari kuasa manusia itu sendiri. Sesekali perlu menyendiri agar lebih memahami apa yang terjadi.

Berdiam diri bukan berarti menutup diri apalagi tidak peduli. Manusia butuh suatu ujian agar mendidik diri. Apa yang terjadi apa yang sudah terlalui. Menyesali segala sesuatu yang sudah terjadi namun, kini berjanji tak akan mengulanginya lagi.

Jika ingin menangisi kesedihan menangislah. Jika ingin menikmati kebahagiaan maka nikmatilah. Kelak seperti apa kita nanti, seperti apa kita dahulu. Jalani saja hari ini, syukuri segala yang hadir dan juga pergi.

Aku, Juni 2020 Kota Kendari 

(AW)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun