Mohon tunggu...
Annisa Nurul Koesmarini
Annisa Nurul Koesmarini Mohon Tunggu... Wirausaha - Do Good, Feel Good

Saya Senang Membaca-Menulis-Menonton-Berbisnis Jika membaca diibarat menemukan harta karun. Maka menulis seperti menjaga harta karun itu tetap abadi. Menulislah dan biarkan tulisanmu mengikuti takdirnya - Buya Hamka

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Mempersiapkan Bonus Demografi Agar Harapan Bisa Menjadi Kenyataan

22 September 2016   00:10 Diperbarui: 22 September 2016   01:13 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mempersiapkan Bonus Demografi (Sumber gambar: http://www.slideshare.net/Mohammad_Nuh/papapran-kemdikbud-jumpa-pers-akhir-tahun-2013)

Berbicara pendidikan berarti berbicara tentang topik bahasan yang sangat luas, tidak hanya sekedar wajib belajar pendidikan selama 12 tahun, memberikan beasiswa kepada yang membutuhkan atau meningkatkan sarana dan prasarana di setiap sekolah, namun ini juga mencakup pendidikan sejak dini, pendidikan akhlak atau pendidikan budi pekerti dan peningkatan berbagai macam keterampilan (skills), misalkan saja keterampilan akan bertahan hidup (survival), kita bisa belajar dari Gerakan Pramuka dengan berbagai Saka (satuan karya) yang beragam (ada Saka Bahari, Saka Bhayangkara, dan lainnya) serta Komunitas Pencita Alam, keterampilan merawat dan memberikan pertolongan pertama pada orang yang kecelakaan bisa kita pelajari dengan ikut organisasi PMR (Palang Merah Remaja), keterampilan berwirausaha (entrepreneurship, social entrepreneurship, intrapreneurship atau semangat kewirausaahaan yang diterapkan dalam lingkup institusi tempat kerja kita di kantor), bisa kita pelajari dengan bergabung menjadi anggota koperasi di sekolah atau di kantor, belajar dari pengusaha-pengusaha yang telah sukses sebelumnya dalam seminar-seminar, pelatihan kewirausahaan, pelatihan UMKM, membantu menjualkan barang punya orang lain sebelum akhirnya nanti kita punya produk sendiri, ikut komunitas bisnis di kampus atau di kota Anda, dan bisa juga dengan memulai bisnis atau usaha patungan bersama teman-teman sevisi dan satu frekuensi dengan kita bisa menjadi alternatif untuk mulai melatih jiwa kemandirian dan jiwa entrepreneurship kita sehingga kita tidak bergantung dari Pemerintah saja dalam menyediakan lapangan pekerjaan namun kita juga ikut membantu dengan menciptakan lapangan pekerjaan.

Kemudian kita juga bisa mempelajari keterampilan mengelola keuangan. Belajar keterampilan ini mudah saja bisa kita mulai dengan menjadi bendahara kelas, bendahara organisasi kampus, belajar di seminar keuangan, belajar jadi agen asuransi, belajar sebagai anak rantau atau anak kost dalam mengelola uang yang minim dari orang tua, belajar mengelola uang dari bisnis sendiri, dan lain-lain. 

Pekerjaan rumah kedua yaitu meningkatkan kesadaran generasi produktif ini untuk menabung dan berinvestasi. Karena dengan meningkatnya jumlah tabungan (private saving) dan investasi (investment) setiap individu di Indonesia, tentu akan berpengaruh besar dalam memberikan kontribusi untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kita bisa belajar memulai untuk memulai membeli emas batangan Logam Mulia (LM) Antam untuk hedging (lindung nilai) asset kita. Kita juga bisa memulai untuk membeli saham pertama kita di Bursa Efek Indonesia (BEI), dan masih banyak aksi nyata lainnya yang bisa kita lakukan tanpa harus menunggu Pemerintah.

Pekerjaan rumah berikutnya yaitu program KB (Keluarga Berencana) harus tetap berjalan. Pemerintah (dalam hal ini diwakilkan oleh BKKBN), perlu memainkan peran BKKBN secara lebih intens. Saya melihat dengan digandengnya Kompasianer dalam menyebarluaskan informasi tentang efek positif dan negatif dari bonus demografi ini adalah salah satu langkah nyata yang baik untuk mengingatkan agar bersama-sama kita mewujudkan generasi Indonesia yang berakhlak mulia, kompeten dan terencana.

Akhir kata, mari kita sama-sama berdoa dan berusaha agar kita mampu melewati momentum  bonus demografi ini dan di tahun 2030 Indonesia menjadi negara maju bukan menjadi harapan lagi, namun sudah menjadi sebuah kenyataan. Aamiin.

Fb

Twitter: @nisabolelebo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun