Semarang – Diabetes melitus masih menjadi salah satu ancaman kesehatan terbesar di Indonesia. Gaya hidup modern yang serba cepat, pola makan tinggi gula dan lemak, serta kurangnya aktivitas fisik menjadi faktor pemicu meningkatnya jumlah penderita penyakit ini. Menyadari hal tersebut, Mahasiswa Prodi Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Semarang menyelenggarakan kegiatan Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) di RS Ken Saras dengan tema “Say No to Diabetes” di ruang tunggu poli pasien rawat jalan, Senin (25/8/2025).
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran pasien dan keluarga mengenai pentingnya pencegahan diabetes melalui edukasi pola makan sehat, aktivitas fisik teratur, serta kemampuan membaca label gizi pada produk makanan.
Edukasi Interaktif dan Media Visual
Peserta tampak antusias, terbukti dari sejumlah pertanyaan menarik, seperti manfaat nasi yang diangin-anginkan untuk menurunkan indeks glikemik, hingga perubahan gizi pada sayuran yang dipanaskan kembali. Diskusi ini menambah wawasan sekaligus membuat suasana lebih hidup.
Pentingnya Pencegahan Sejak Dini
Dalam penyampaian materi, menekankan pada pencegahan diabetes bisa dimulai dari langkah sederhana:
Mengikuti pedoman “Isi Piringku” dengan separuh piring berisi buah dan sayur.
Berolahraga minimal 30 menit per hari.
Menghindari konsumsi berlebihan minuman manis, gorengan, dan makanan cepat saji.
Membiasakan diri membaca label gizi sebelum membeli makanan kemasan.
Langkah kecil ini diyakini mampu menekan risiko diabetes sekaligus meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Manfaat Bagi Pasien dan Keluarga
Melalui kegiatan ini, pasien rawat jalan serta keluarga memperoleh pengetahuan praktis untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Selain meningkatkan pemahaman, program ini juga diharapkan mampu mendorong pasien lebih disiplin dalam menjaga pola makan, rutin berolahraga, dan melakukan pemeriksaan kadar gula darah.
Rumah Sakit Ken Saras berkomitmen terus menghadirkan kegiatan edukatif serupa di masa depan sebagai bagian dari pelayanan promotif dan preventif. Dengan demikian, rumah sakit tidak hanya menjadi tempat pengobatan, tetapi juga pusat pembelajaran kesehatan bagi masyarakat.
“Pencegahan diabetes bukan hanya tanggung jawab tenaga medis, tetapi juga masyarakat sendiri. Dengan informasi yang tepat, kita bisa hidup lebih sehat dan terhindar dari komplikasi berbahaya,”
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI