Mohon tunggu...
Annisa Dinar
Annisa Dinar Mohon Tunggu... lainnya -

Cewek , pemimpi , dan gemar membaca

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Filosofi Bromo Bagiku....^^

19 April 2012   05:27 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:26 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bromo dan Puncaknya .

Aku masih mengingat rasa takut didalam hatiku yang menjalar memenuhi seluruh tubuh tanpa mau berhenti saat sampai di puncak kawah gunung Bromo . Tidak sedikit pun aku berniat merubah posisiku yang berdiri kaku di depan tangga , meskipun aku tahu sikapku itu sangat mengganggu lalu lintas orang-orang yang ingin melihat kawah Bromo sama sepertiku . Tapi kaki yang gemetaran ditambah rasa tidak enak di tenggorokan yang membuatku batuk-batuk membutakan rasa peduliku . EGP , pikirku . Yang penting aku gak jatuh 'glundung' di tangga , atau malah yang lebih buruk lagi 'kecemplung' ke dalam kawah . Thanks God , sudah menggerakkan siapapun untuk membuat pagar pembatas di tepi kawah sampai akhirnya aku mau bergerak sedikit untuk berpegangan disana . Fiuhhhh.....

Aku sejenak melihat kawah gunung Bromo yang memang menjadi tujuanku kesana . Tidak sia-sia rasanya aku berjalan dari parkiran Jeep melewati lautan pasir , kemudian mendaki untuk mencapai kawahnya . Pemandangan diatas sungguh tidak dapat terlukiskan kecuali begitu banyaknya orang di tepi kawah sedangkan tempat yang tersedia untuk menampung orang-orang hanya sedikit , Tepian kawah hanya bisa diisi maksimal dua baris . Walau pun kalau mau dibuat dua barisan pasti ada barisan yang orang-orangnya tak akan diketahui kemana rimbanya , jatuh kebawah gunung...atau jatuh kedalam.....-ah itu hanya pikiranku yang didominasi oleh rasa takut . Mau tak mau aku juga harus segera turun untuk setidaknya memberikan kesempatan pada orang-orang yang berniat melihat kawah Bromo yang masih mengantri di tangga naik . Orang-orang yang mungkin sepikiran denganku . Bahwa menaklukkan pendakian yang membuat nafasku terengah-engah dan menguras hampir seluruh tenagaku itu adalah sebuah pembuktian diri . Ya, aku memang berpikir begitu saat berhenti di tengah jalan untuk menarik nafas . Bagiku saat aku merasa tak kuat ditengah jalan , aku selalu mengingatkan pada diriku sendiri bahwa kalau aku menyerah sekarang , kapan lagi aku akan menaklukkannya . Kesempatan tak pernah datang dua kali . Mungkin aku memang akan ke Bromo lagi , tapi aku yakin bila dikunjungan pertamaku saja aku sudah menyerah apalagi nanti dikunjungan keduaku . Maka aku putuskan untuk menghadapinya , walau harus berulang kali beristirahat untuk mengatur nafas dan mengumpulkan lagi tenaga untuk melangkah maju .Tapi aku sampai....YEY!!!Aku sampai di kawah gunung indah itu . Tak bisa kubayangkan juga perjalananku barusan , apalagi banyak anak tangga yang sudah rusak dan hampir semua pegangannya tak bisa dipercaya-pikirku . Tapi aku sampai dan aku berhasil melihat kawahnya . Suatu bukti bahwa aku mampu menghadapi apa pun itu sebenarnya , sesulit apapun , asal aku mau menghadapinya , maka pasti....PASTI akan ada jalan untukku menyelesaikannya . Horeeee.....

Aku mengalihkan pandanganku dari kawah gunung Bromo ke anak tangga yang akan kulalui lagi untuk turun dan menghela nafas kembali . Mati , aku gak bisa turun.......

p.s:dibuat empat hari kemudian setelah sang penulis berhasil turun dari Bromo dengan tertatih-tatih dan ketakutan dan dalam keadaan geje...jadi tolong dimaafkan kalau bahasanya agak semrawut

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun