Mohon tunggu...
ANNISA AULIA
ANNISA AULIA Mohon Tunggu... Penulis - Penulis yang baru belajar menulis

"Jika ingin mendapatkan dunia dan akhirat maka raihlah dengan ilmu." Maka menulis di Kompasiana juga butuh ilmu marilah menuntut ilmu dari lahir hingga liang lahat👍🏻

Selanjutnya

Tutup

Diary

Diary Ani

27 November 2022   15:08 Diperbarui: 1 Desember 2022   19:11 1127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: kibrispdr.org

Cerita seorang anak yang bernama Ani. Sebuah pengalaman yang tidak akan terlupakan baginya sampai kapanpun

Suatu ketika Ani terpilih menjadi duta untuk tingkat SLTP. Awalnya Ani senang, karena ia baru perdana mengikuti lomba ini. Cerita nya dimulai dari diskusi antara inti organisasi PIK-R di sekolahnya. Pembimbing nya mengatakan,"Apakah Ani bisa ikut lomba ini"?

Kemudian Ani tidak ingin menolak dan menerima tawaran tersebut. Ani hanya bersikap biasa saja sebelum juknis apa saja yang akan ia siapkan.

Juknis nya pun di sampaikan satu persatu oleh pembimbing nya. Ani menerima nya.

Awal dari pengalaman Ani dimulai dari syarat pendaftaran tersebut. Syarat nya harus membuat sebuah tulisan mengenai remaja bermakna, dan program kerja agar bisa di presentasikan. Sejujurnya Ani sangat tidak bisa untuk merangkai kata yang begitu banyak itu.

Sejak itu Ani merasa sangat khawatir dan stres. Dia ingin menangis cuman karena malu tetap ia tahan dalam hati yang paling dalam. Apapun yang ia kerjakan dan lakukan tidak ada semangat yang membara . Ani adalah orang yang ceria, karena lomba ini Ani merasa sedikit pusing dan hampir putus asa.

Walaupun syaratnya sudah selesai namun masih ada kekhawatiran yang lengket di dalam kepalanya, KARANTINA. Ani adalah anak yang sulit untuk berpisah dengan orang tuanya. Hanya karena lomba ini Ani mengedepankan untuk ikut ini dan menginap di rumah temannya. Namun ternyata tidur di rumah teman sangat menyenangkan. 

Hari pertama karantina. Banyak sekali yang Ani alami dengan temannya. Cara berpakaian, berbicara, duduk, di atur semua. Ani yang nyaris jarang untuk memakai jilbab hanya dileher, harus ia lakukan seperti itu. Hari pertama ini Ani dan temannya salah pakai jilbab. Ia memakai jilbab pashmina, sedangkan yang di perintahkan jilbab segiempat.

Tujuan nya agar dada mya tertutup sebagaimana apa yang telah ia pelajari di sekolah yang dicintainya. Ani merasa sangat cemas dan sedikit kecewa dengan lingkungan itu. Kemudian dengan sangat panik, Ani dan temannya pergi ke rumah tetangga yang dekat sana untuk menanya. Ternyata, jilbab hitam itu tidak ada. Dengan berat hati Ani dan temanya pulang untuk tukar jilbab. Ani sempat berpikir kalau soal menang atau tidak menang sudah bodo amat. Intinya Ani sangat kecewa dengan kejadian itu.

Setelah beberapa menit, Ani pun tiba di lokasi karantina tersebut. Dengan wajah datar ia menduduki tempat duduknya di paling belakang. Dia berkata lagi, kenapa harus orang pendek di belakang? Kenapa bukan orang tinggi saja. Ani semakin badmood. Namun selang waktu beberapa lama, Ani mulai menerima dan menikmatinya dengan senang hati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun