2. Ekonomi
Kemampuan ekonomi keluarga sangat berpengaruh terhadap pernikahan dini. Banyak orangtua yang menikahkan anaknya pada usia dini dengan dalih sudah tidak mampu menanggung hidup anaknya. Para orang tua yang menikahkan anaknya pada usia muda mengganggap bahwa dengan menikahkan anaknya, maka beban ekonomi keluarga akan berkurang satu.
Faktor ini berhubungan dengan rendahnya status ekonomi keluarga. Anggapan bahwa jika seorang remaja putri sudah menikah, maka akan tanggung jawabnya akan dialihkan kepada suaminya. Bahkan para orang tuayang menikahkan anaknya di usia dini juga berharap jika anaknya sudah menikah akan dapat membantu meningkatkan kehidupan orang tuanya
3. Keinginan Sendiri
Hal ini sangat sulit untuk dibantah, karena dimasa usia yang masih dini secara psikososial mereka memang berada pada tahap yang mencari jati diri.Terkadang mereka seringkali termakan perasanaan cinta buta sebagai modal pernikahan mereka.
4. Lingkungan
Masyarakat yang pola hubungannya bersifat tradisional, pernikahan dipersepsikan sebagai suatu “keharusan sosial” yang merupakan bagian dari warisan tradisi dan dianggap sakral. Cara pandang tradisional terhadap perkawinan sebagai kewajiban sosial, tampaknya memiliki kontribusi yang cukup besar terhadap fenomena pernikahan dini yang terjadi di Indonesia.
5. Menikah karena kebetulan
Hal ini juga terjadi karena adanya kebebasan pergaulan antar jenis kelamin pada remaja, dengan mudah bisa disaksikan dalam kehidupan sehari-hari. Akibat terlalu bebasnya para remaja dalam berpacaran sampai kebabalasan, sehingga para remaja sering melakukan sex pranikah dan akibat dari sex pranikah tersebut adalah kehamilan, yang kemudian solusi yang diambil pihak keluarga adalah dengan menikahkan mereka.
Dengan adanya fenomena ini di masa pandemic, maka terdapat juga dampak yang ditimbulkan. Mengutip dari Jurnal Indonesia Sosial Sains dampak pernikahan dini juga terjadi pada suami-isteri. Mereka tidak bisa memenuhi atau tidak mengetahui hak dan kewajiban, Hal ini terjadi karena mental mereka yang masih memiliki sifat keegoisan yang tinggi sehingga menyebabkan pertengkaran,percecokkan,bentrokan antar suami isteri yang dapat mengakibatkan perceraian. Serta dampak bagi masing-masing keluarga,yaitu apabila pernikahan diantara mereka lancar mereka akan ikut senang dan bahagia.
Namun apabila pernikahan gagal, maka mereka akan merasa sedih dan kecewa sehingga dari kegagalan tersebut mengakibatkan putusnya hubungan silahturahmi antar keluarga.