Mohon tunggu...
Annie Nugraha
Annie Nugraha Mohon Tunggu... Seniman - Crafter, Blogger, Photography Enthusiast

Seorang istri dan ibu dari 2 orang anak. Menyukai dunia handmade craft khususnya wire jewelry (perhiasan kawat), senang menulis lewat blog www.annienugraha.com dan seorang penggemar photography

Selanjutnya

Tutup

Book Artikel Utama

"Clavis Mundi" Cerita tentang Enrique de Moluccas

21 Februari 2023   13:04 Diperbarui: 3 Maret 2023   19:07 1504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku CLAVIS MUNDI (dokumentasi/foto pribadi)

Sebelum mengurai tentang berbagai strategi kreatif merancang sebuah novel sejarah, setiap peserta workshop diberikan pengarahan terlebih dahulu mengenai apa itu novel sejarah. 

Dari titik inilah kemudian lahir rangkaian pemikiran, area penulisan yang harus kita kuasai serta kebutuhan hakiki yang dibutuhkan untuk menulis sebuah novel sejarah.

Perhitungan waktu sejarah pun ada batasannya.  Hitungan yang proporsional untuk menjadikan sesuatu atau seseorang itu pantas diganjar gelar ber-sejarah adalah setidaknya 30 (tiga puluh) tahun hingga 50 (lima puluh) tahun sebelum masa hidup kita, si penulis. 

Tentang Riset

Selain rentang waktu yang ditetapkan menjadi salah satu acuan, untuk menjadikan novel sejarah ini "berisi", penulis tentu saja harus melakukan serangkaian riset, menggali banyak fakta dari berbagai sumber informasi, sebagai pondasi kuat terbangunnya sebuah penjejakan serta mind-mapping dari sebuah buku berlatar belakang sejarah.  

Riset yang dilakukan bisa berasal dari beberapa sumber.  Seperti penggalian dokumentasi tertulis (kepustakaan) yang bisa dilakukan lewat buku atau informasi on-line yang sekarang banyak terbantukan dengan teknologi internet.  Tentu saja dengan catatan bahwa bacaan yang kita dapatkan dari studi kepustakaan ini dapat dipertanggung jawabkan kebenaran dan keabsahannya.

Bagi saya pribadi, yang lahir pada masa-masa order baru, dimana internet masih belum berkembang, saya kemungkinan besar akan lebih memilih buku atau booklet karya ilmiah dalam bentuk cetak sebagai riset awal. 

Jadi jikapun nantinya akan didukung oleh banyak sumber yang dipercaya lewat tautan daring, membaca buku dalam bentuk fisik, pastilah menjadi pilihan utama saya.

Ketahuan banget ya generasinya.

Bahkan hingga saat ini pun, untuk materi bacaan, saya tetap memilih buku cetak ketimbang e-book yang lebih sering melelahkan mata.  Alasan pendukung dari pemilihan ini rasanya dipengaruhi juga oleh kualitas mata/pandangan yang tentunya tidak seprima saat usia masih muda.

Alternatif lain yang bisa dimasukkan dalam riset adalah bertemu dengan saksi hidup yang mengalami sendiri.  Tentu saja dengan catatan bahwa mereka masih memiliki ingatan yang kuat tentang apa dan siapa yang sedang kita teliti. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun