Mohon tunggu...
Annie Nugraha
Annie Nugraha Mohon Tunggu... Seniman - Crafter, Blogger, Photography Enthusiast

Seorang istri dan ibu dari 2 orang anak. Menyukai dunia handmade craft khususnya wire jewelry (perhiasan kawat), senang menulis lewat blog www.annienugraha.com dan seorang penggemar photography

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

SERENADE 2020: Memahami 46 Kisah Inspiratif dari Para Penulis Writerpreneur Club

23 April 2021   06:15 Diperbarui: 23 April 2021   07:55 484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

serenade-2-6081fcb6d541df4718269342.jpeg
serenade-2-6081fcb6d541df4718269342.jpeg
serenade-cover-blog-6081fce88ede4854d75d4d03.jpeg
serenade-cover-blog-6081fce88ede4854d75d4d03.jpeg

RENTANG WAKTU. Waktu terus berjalan tanpa pernah pamit. Tak juga mau menunda. Meski kadang kita membutuhkan jeda antara masa lalu, masa kini dan masa depan. Mungkin kadang tak mengerti sedang berada dimana. Rentang waktu yang mengentak. Menyadarkan kita. Jika masa lalu sudah selesai, masa kini harus dihadapi dan masa depan hanya harapan yang belum pasti. Menguatkan diri untuk tidak pernah menyerah. Terus melangkah, menjalani apa yang harus dijalani dengan hati bersih dan semangat penuh bara (Deka Amalia)

Rangkaian kalimat sarat makna di atas menjadi bagian pembuka, mengiringi kita yang ingin dan akan membaca lembar demi lembar buku antologi SERENADE 2020 (Serenade).  Buku yang lahir dari komunitas Writerpreneur Club bimbingan Deka Amalia (Deka) dan diisi oleh 46 orang penulis dengan latar belakang profesi, status dan cerita yang berwarna-warni bagai pelangi.

Bertujuan untuk melahirkan berbagai kisah dan karya tulis khusus dalam suatu masa tertentu, Serenade 2020 ingin menyajikan ragam pengalaman para penulis pada saat virus Covid-19 atau Corona sedang meliputi Indonesia di 2020.  Melewati proses bimbingan mulai dari mengajukan ide, mengurai tahap-tahap penulisan (awal, tengah dan akhir), hingga pengiriman naskah terakhir, semua kontributor melewati masa-masa belajar yang penuh dengan cerita.  Judul Serenade 2020 yang mengusung arti perjalanan hidup bagai sebuah simfoni pun akhirnya dipilih untuk mewakili seluruh makna mendalam yang terlukiskan di dalam buku yang sarat inspirasi ini.

Saya dan Serenade

Saya menceburkan diri dalam Serenade yang akhirnya menjadi kali pertama melahirkan buku antologi bersama Writerpreneur Club.  Serenade adalah buku antologi ke-3 saya setelah TO ADO RE, rangkaian tulisan tentang Tidore bersama beberapa blogger Tidore Untuk Indonesia, serta 1 buku antologi lainnya yang diterbitkan Balai Bahasa Jawa Barat atas kemenangan saya pada lomba yang diadakan oleh institusi ini pada 2018.

Serenade mempunyai ruang khusus di hati saya.  Bahkan menjadi sejarah dan tonggak estafet penerbitan buku antologi bersama Writerprenuer Club yang saya ikuti hampir 1 tahun belakangan ini.  Komunitas satu frekuensi yang telah membuka jalan lebar bagi saya untuk mewujudkan rangkaian harapan di 2021 berupa menerbitkan 3-4 buku antologi dan 1-2 buku solo.  Wish List yang juga adalah sebuah janji pada diri sendiri. Plus tekad kuat setelah mengalami proses belajar menulis selama sekitar 4 (hampir 5) tahun dari beberapa guru hingga saat ini.

Kenapa buku? Tak bisa dinafikan bahwa bagi seorang penulis menerbitkan buku adalah satu pencapain khusus dan bisa jadi sebagai ajang pembuktian diri.  Tidak ada salahnya dan saya juga memikirkannya.  Tapi buat saya pribadi tujuan utama membuat buku (antologi maupun solo) adalah salah satu langkah menjejakkan legacy dan warisan kepada garis keturunan saya.  Jika orang lain bisa meninggalkan warisan harta dunia, saya hanya mampu menghadirkan jejak tulisan tentang berbagai cerita, dan kisah perjalanan yang saya alami semasa hidup.  Nawaitu yang sama saat saya memutuskan menjadi blogger sejak 2017 dan membindani lahirnya akun blog ini.

Bismillah.  Semoga Serenade 2020 menjadi pelita dari semua asa saya.  Aamiin Yaa Rabbalalaamiin.

"Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama dia tidak menulis, dia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.  Menulis adalah bekerja untuk keabadian" (Pramudya Ananta Toer)

30 Tahun Dalam Kenangan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun