Namun semua kelelahan itu terbayar saat saya mendapat komentar dari salah satu pendengar:
"Suara Ibu menyejukkan dan khas sekali, enak didengar."
Komentar itu begitu sederhana, tapi menyentuh. Saya menyimpannya di hati, sebagai penyemangat untuk terus berkarya.
Konsisten Meski Belum Menghasilkan
Saya memilih Spotify sebagai platform utama karena praktis dan sesuai dengan jadwal saya yang padat sebagai pekerja. Saya pun mulai mempromosikannya lewat akun media sosial pribadi, meski jangkauan pendengarnya masih terbatas.
Saya sadar, podcast ini belum menghasilkan secara finansial. Tapi bagi saya, nilai utamanya bukan pada uang, melainkan pada konsistensi, keberanian memulai, dan kebermaknaan karya. Saya menjadwalkan setidaknya satu episode per minggu, dikerjakan di luar jam kerja formal saya.
Saya percaya, bila dilakukan dengan hati, karya ini akan menjadi warisan suara saya, yang kelak bisa didengar anak dan keluarga saya, bahkan saat saya tak lagi ada.
Penutup
Podcast ini bukan hanya tentang suara, tapi tentang jejak hidup. Ia adalah bentuk baru dari passion lama saya yakni mendidik, berbagi, dan memberi makna. Meskipun perjalanan ini masih panjang, saya yakin: ketika kita memulai dengan hati, jangan pernah punya niat untuk berhenti.
Jika ingin mendengar Podcast saya, silahkan berkunjung ke https://open.spotify.com/show/5gyGZER5FqLBidLnRP2X6V?si=ILUWHv1LSiKuTCMQdFmBdQ
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI