Sering saya mendengar F mengigau memanggil-manggil nama anak saya. Ketika saya tanyakan, dia menjawab bahwa dia bermimpi sedang menyuapi anak saya. Lain waktu, dia bermimpi sedang bermain bersama anak saya.
PRT
Yang tak terlupakan adalah W. Gadis itu berusia sekitar lima belas tahun pada saat kami rekrut.
Anak sulung saya berusia sekitar tiga tahun pada saat itu. F yang sangat menyayangi anak saya sehingga sering membawanya dalam mimpi, mengundurkan diri karena akan menikah.
W kami rekrut untuk menjadi teman bermain bagi anak saya. Selain itu, dia juga bertugas menyapu dan mengepel.
Menjelang lebaran pertama W bersama kami, kami mengantarnya ke kantor yayasan penyalur dan berkenalan dengan ayahnya yang datang menjemput.
Sehabis lebaran, saat kami datang ke kantor yayasan untuk menjemput, ayahnya mohon izin ikut ke rumah kami. Beliau ingin melihat lingkungan kerja anaknya.
Tahun-tahun selanjutnya, sang ayah langsung menjemput ke rumah kami menjelang lebaran dan mengantar kembali sehabis lebaran. Yang sangat saya hargai, W selalu kembali tepat pada tanggal yang dijanjikan.
Suatu ketika, W bercerita bahwa dia diajak temannya untuk menjadi TKW di Malaysia. Setelah itu, beberapa kali dia masih menelepon kami. Terakhir, dia mengabarkan bahwa akan menikah dan mohon doa.
“Iya, zaman sekarang sangat susah mencari orang-orang seperti T, F, dan W. Mama ingat PRT yang kabur membawa brankas kecil saat Oma sedang mandi?” tanya anak saya.
Hal itu memang pernah kami alami. Suatu hari, selesai mandi, ibu saya memanggil-manggil namun tidak menemukan PRT tersebut.