Mohon tunggu...
Siska Dewi
Siska Dewi Mohon Tunggu... Administrasi - Count your blessings and be grateful

Previously freelance writer https://ajournalofblessings.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mardi Wu: Musafir yang Sukses Jadi CEO

9 November 2020   00:00 Diperbarui: 29 April 2021   22:40 6892
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tuhan, apa yang Kau inginkan dariku? Takbolehkah aku mengabdi negara lewat jalur edukasi? Mengapa Kau tutup semua jalanku? Mau menjadi dosen, lowongan tak kunjung dibuka. Mau melanjutkan studi, beasiswa tak dapat!

Mardi saat bekerja di PAU-IPB (dokpri)
Mardi saat bekerja di PAU-IPB (dokpri)
Mungkinkah Tuhan Sedang Membelokkan Jalan Saya?

Lamat-lamat bunyi lonceng gereja menuntun langkah Mardi ke gereja terdekat. Selesai Misa Kamis Putih, ia memutuskan ikut Tuguran. Renungan yang didengarnya saat Tuguran, serasa jawaban Tuhan atas pertanyaannya.

Diceritakan ada orang berkeluh kesah kepada Tuhan. Orang itu ingin berbuat baik namun tidak dibukakan jalan. Tuhan menjawab bahwa di situlah letak kesombongannya. Mardi merefleksikan kepada dirinya sendiri.

Hingga lulus S1, ia selalu ingin menjadi pengajar dan peneliti. Ia selalu berpikir bahwa dunia edukasi jauh lebih baik daripada dunia usaha. Ia merasa dunia usaha kotor dan gelap, tidak cocok untuk dirinya yang idealis.

dokpri
dokpri
Malam itu, ia menyadari bahwa dirinya terlalu sombong. Ia merasa sangat yakin dengan rencananya, merasa pasti akan mendapat beasiswa karena prestasi akademiknya. Apalagi, Prof. Samuel Kaplan dari University of Texas Health Science Center di Houston pernah berkunjung ke lab tempat kerjanya dan ikut merekomendasikan dirinya.

Perusahaan yang Menginspirasi Gaya Hidup Sehat Itu Memikat Hatinya

Setelah menyadari bahwa Tuhan mungkin punya rencana lain baginya, Mardi melamar ke sebuah perusahaan yang bergerak di bidang industri makanan dan minuman kesehatan. Ia melamar ke Bagian SDM, namun ditempatkan di Bagian R&D.

"Mungkin karena saya datang dengan kondisi mental yang terpukul habis, saya merasa lebih realistis, lebih rendah hati, lebih terbuka, lebih mau belajar, lebih mau mendengarkan, lebih percaya jalan Tuhan.

Saya merasa cocok di bidang SDM, tetapi perusahaan melihat dari prestasi akademik dan menempatkan saya di R&D. Jadi saya setujui saja. Setelah menjawab 'ya', saya merasa damai, tenang, positif, dan excited. Mungkin ini yang namanya discernment. Di sinilah panggilan saya."

Meskipun ditempatkan di R&D, Mardi banyak dilibatkan dalam kegiatan pelatihan. Dia senang dengan gaya kepemimpinan yang sangat humanis di perusahaan itu. Tahun berikutnya, dia melamar beasiswa lagi dan mendapat beberapa tawaran.

Pilihannya jatuh pada S2 bisnis di Purdue University. Ia ingin lebih mendalami manajemen, terutama belajar bagaimana membangun budaya kerja yang lebih humanis sehingga karyawan lebih engaged dan bahagia.

sdm
sdm
Mardi bersyukur atas pilihan yang membawanya hingga ke puncak karier sebagai CEO. Meski awalnya menolak dan butuh beberapa bulan untuk menetapkan pilihan, ia yakin bahwa inilah panggilannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun