Mohon tunggu...
Siska Dewi
Siska Dewi Mohon Tunggu... Administrasi - Count your blessings and be grateful

Previously freelance writer https://ajournalofblessings.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mardi Wu: Musafir yang Sukses Jadi CEO

9 November 2020   00:00 Diperbarui: 29 April 2021   22:40 6892
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mardi sadar bahwa jabatan selalu datang dengan tanggung jawab, hidupnya akan lebih bebas tanpa menjadi CEO. Namun, doa dan permenungan membawanya pada kesadaran bahwa dengan menjadi CEO, ia dapat memberi dampak lebih besar.

Ia dapat meneruskan legenda di rumah kedua yang membesarkannya, membangun budaya organisasi yang memanusiakan manusia. Ia dapat menginisiasi berbagai gerakan positif, membantu banyak orang hidup lebih sehat, lebih peduli lingkungan, dan membuat perusahaan menjadi role model bagi berbagai organisasi lain dalam soal budaya organisasi.

Mewujudkan Impian Berbagi Mutiara Pendidikan

Berkecimpung di dunia usaha tidak membuat Mardi melupakan mimpi kanak-kanaknya. Ia ikut mengajar di "Kelas Inspirasi" yang diinisiasi "Gerakan Indonesia Mengajar", menjadi profesional yang turut mengambil peran dalam Pendidikan anak bangsa.

untitled-03-5fa773dfd541df40e2385512.jpg
untitled-03-5fa773dfd541df40e2385512.jpg
dok. Mardi
dok. Mardi
Selain mengajar di “Kelas Inspirasi”, Mardi juga terlibat berbagi ilmu mengenai karier di berbagai kesempatan, mulai dari kampus hingga webinar. Ia juga memenuhi beberapa undangan wawancara untuk menginspirasi kaum muda, seperti contoh di bawah ini.


dok. Mardi
dok. Mardi

Musafir di Jalur-jalur yang Jarang Dilalui

Dalam blog pribadinya, Mardi menamakan diri “musafir dunia”. Lewat perjalanan ke berbagai jalur yang jarang dikunjungi, ia menemukan api cinta Tuhan dalam setiap ciptaanNya. Ia menjaga lentera energinya tetap menyala.

Salah satu perjalanan yang berkesan adalah ketika di Ethiopia, ia bertemu satu anak kecil di Lalibela. Kepala anak itu penuh dihinggapi lalat. Di Lalibela sangat banyak lalat. Penduduk setempat biasa membawa pengibas lalat ke mana-mana.

Anak yang dijumpai Mardi di Lalibela (dok. Mardi)
Anak yang dijumpai Mardi di Lalibela (dok. Mardi)
Anak itu mungkin sudah terbiasa dihinggapi lalat, sehingga tidak merasa terganggu. Saat Mardi mengibaskan lalatnya, Anak itu merasa sangat bahagia. Mungkin sudah lama dia tidak merasakan terbebas dari lalat.

Mardi diingatkan bahwa bahagia itu sederhana. Terkadang kita terbiasa dan terkurung dalam ketidakbahagiaan sampai kita lupa untuk berjuang mencari kebahagiaan tersebut. Jiwa yang bebas akan membawa kita terbang dengan bahagia.

Jakarta, 9 November 2020

Siska Dewi

Memaknai hari kebebasan sedunia, berbagi kisah inspiratif tentang jiwa yang terbang bebas menebar kebajikan menuai kebahagiaan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun