Mohon tunggu...
Siska Dewi
Siska Dewi Mohon Tunggu... Administrasi - Count your blessings and be grateful

Previously freelance writer https://ajournalofblessings.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Nuansa Biru

29 September 2020   19:50 Diperbarui: 1 Oktober 2020   09:46 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: flickr.com

Mendekap erat guci keramik di dada,

Perahu motor melaju, ombak menderu,

Sejurus pandang menyapu nuansa biru,

Adakah belahan jiwamu menanti di sana?

******


Angan melayang ke setengah abad lalu,

Oh, bukan, sebelas lustrum tepatnya,

Putri semata wayang, usia tiga minggu,

Menangis dalam dekapmu, tanpa daya.

******

Sendu suaramu kembali menggema di dalam hati,

Kisah pilu ayah yang -- kata mereka -- dimutilasi,

Setelah dianiaya, meregang nyawa, nuansa biru jadi saksi.

******

"Apa salah Ayah, Bu?" tanya putri tak mengerti

Tajam suaramu, laksana pedang, menikam hati

"Terlalu percaya sahabat, difitnah dan dikhianati"

Jakarta, 29 September 2020

Siska Dewi

Sehari menjelang peringatan 55 tahun tragedi kemanusiaan di negeri tercinta, puisi ini ditulis untuk mengenang para korban yang tak bersalah. Dengan doa semoga mereka kini hidup bahagia di surga, di mana tiada marah, tiada benci, tiada dendam, tiada kecewa, tiada air mata. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun