Cinta itu penting, tapi tidak cukup. Aku berpikir bahwa dalam hubungan jangka panjang, perasaan harus berdampingan dengan arah yang jelas. Apakah dia punya tujuan? Apakah bisa diajak diskusi tanpa harus saling menyakiti? Apakah dia bekerja, berusaha atau punya tanggung jawab, terutama jika dia laki-laki yang juga ingin memimpin hubungan.
Semua itu jadi pertanyaan wajar, karena hubungan bukan hanya tentang saat-saat manis. Akan ada hari ketika semuanya tidak baik-baik saja. Dan saat  itu datang, yang dibutuhkan bukan hanya rasa sayang, tapi juga daya tahan.
Pada akhirnya, memilih pasangan bukan tentang mencari yang paling sempurna, tapi tentang menemukan seseorang yang bisa diajak berjalan bersama dalam segala situasi.Â
Seseorang yang bisa diajak bicara tanpa harus saling menyakiti, yang tetap bertahan ketika masa sulit datang, dan yang tidak berhenti berproses bukan untuk menjadi sempurna, tapi untuk jadi lebih baik bersama.
Sebagai mahasiswa PR, aku belajar bahwa memahami audiens dimulai dari memahami diri sendiri. Cerita ini bukan cuma soal cinta, tapi juga soal bagaimana aku menyampaikan pesan secara jujur dan relevan, dua hal penting dalam komunikasi yang baik.Â
Menulis ini membuatku sadar bahwa komunikasi yang tulus bisa jadi cara paling efektif untuk membangun koneksi baik dalam hubungan pribadi maupun profesional.
Ini bukan soal perempuan atau laki-laki. Bukan tentang siapa yang harus selalu mengerti lebih dulu, atau siapa yang berhak menuntut lebih banyak. Melainkan komitmen jangka panjang yang perlu dijaga dengan usaha, komunikasi, dan kejujuran.
Kalau sekarang jadi lebih berhati-hati, bukan berarti takut membuka hati. Tapi karena ingin mencintai, kelak di waktu yang tepat, dengan cara yang sehat, dewasa, dan bertanggung jawab sesuai dengan nilai yang aku yakini.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI