Mohon tunggu...
Anjeli Pramudita Efendi
Anjeli Pramudita Efendi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi|23107030021 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Tetaplah menulis walaupun gak pernah dapat artikel utama

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Tradisi Masyarakat Minangkabau dalam Menyambut Idul Fitri

18 April 2024   21:24 Diperbarui: 18 April 2024   21:44 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumentasi Pribadi 

Bagi masyarakat Minangkabau lama biasanya dimakan dengan tapai ketan hitam yaitu bubur ketan hitam yang dimasak dengan tape singkong. Kadang juga dimakan dengan durian apabila musim durian.

Menurut penjelasan menjelang hari lebaran permintaan masyarakat untuk kuliner ini bisa meningkat hingga dua kali lipat.

Malamang sudah menjadi tradisi khas ketika menyambut bulan-bulan atau hari-hari penting dalam kalender Islam salah satunya adalah hari raya Idul Fitri. Sayangnya, kini tradisi malam ini sudah jarang terlihat dilakukan di rumah-rumah warga karena sebagian warga lebih memilih membeli daripada membuatnya sendiri dikarenakan pembuatannya yang cukup menyita waktu dan menggunakan banyak bahan sehingga tradisi ini menjadi mulai langka.

2. Marandang

Siapa si yang tidak tau dengan rendang. Rendang merupakan salah satu kuliner terkenal dari Sumatera Barat yang sampai saat ini masih dikenal sebagai makanan terenak di dunia. Rendang ini erat kaitannya dengan kebiasaan masyarakat Minangkabau yang suka berpergian atau Merantau.

Sumber: Dokumentasi Pribadi 
Sumber: Dokumentasi Pribadi 


Menurut fadly,  makanan rendang ini awet untuk dibawa bepergian atau Merantau. Rendang sengaja dibuat sampai matang atau kering atau berwarna coklat kehitam-hitaman agar tidak cepat basi. Karena orang Minang sering bepergian dengan menempuh jarak yang jauh sampai ada yang beberapa hari atau berminggu-minggu lamanya sehingga rendang dapat dijadikan bekal dalam melakukan perjalanan. 

Rendang biasanya terbuat dari daging sapi atau daging kerbau daging ayam namun ada juga yang membuat rendang dengan menggunakan jengkol atau telur puyuh yang dimasak dengan menggunakan santan kelapa dan menggunakan banyak rempah-rempah seperti lengkuas, jahe, kemiri, bawang putih, bawang merah, ketumbar, cabe giling, kelapa sangrai, daun jeruk, daun kunyit dan daun salam serta beberapa rempah lainnya. Lalu dimasak sampai mengeluarkan minyak, dan daging dimasukkan lalu dimasak dan diaduk sampai mengering dan warnanya sudah kehitaman.

Rendang biasanya ada atau disajikan dalam upacara adat terutama dalam pelaksanaan pernikahan karena biasanya dulu acara perkawinan tidak hanya dilakukan satu hari saja namun beberapa hari sehingga rendang termasuk dalam makanan yang istimewa yang dapat tahan sampai  berbulan-bulan lamanya. 

Sedangkan rendang yang dibuat tidak sampai kering disebut rendang basah sebab isi dan bumbu yang dimasak sama namun dimasak tidak sampai mengering yang disebut dengan kalio. Proses pemasakan rendang ini membutuhkan waktu yang cukup lama dan telaten sehingga mengajarkan nilai-nilai kesabaran bagi yang memasaknya.

Menurut Ninik mamak rendang memiliki posisi yang cukup tinggi dalam kehidupan masyarakat Minangkabau karena memiliki mengandung 4 makna yang kuat pada setiap bahan-bahannya yaitu daging sebagai bahan utama pembuatan rendang melambangkan niniak mamak dan Bundo Kanduang yang mana dalam Minangkabau merupakan saudara laki-laki dari ibu dan Bundo Kanduang adalah wanita tertua dalam suatu suku.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun