Laporan tersebut mengungkapkan bahwa sebagian besar serangan teroris terkonsentrasi di distrik Bannu, Waziristan, Bajaur dan Kurram.
"Kabupaten-kabupaten ini berbatasan langsung [terhubung dengan] provinsi Kunar, Nangarhar, Paktia, Paktika di Afghanistan dan dengan demikian bertindak sebagai batu loncatan untuk serangan teroris ke daratan Pakistan," papar laporan itu.
Dalam berita mengejutkan lainnya, TTP baru-baru ini mengumumkan pembentukan pemerintahan bayangan di Pakistan dan menunjuk orang-orang sebagai menteri Pertahanan, Kehakiman, Informasi, Urusan Politik, Urusan Ekonomi, Kementerian Pendidikan, lapor akun Twitter The Khorasan Diary beberapa waktu lalu.
"Kementerian Pertahanan" dipimpin oleh Mufti Muzahim. Ia ditandai oleh Departemen Luar Negeri AS sebagai teroris. "Kementerian" tersebubt dibagi menjadi zona Utara dan Selatan dengan yang pertama termasuk "wilaya" Peshawar, Malakand, Mardan, Gilgit Baltistan & Hazara dan yang terakhir "wilaya" DIKhan, Bannu, Kohat dan Zhob.
Grup tersebut juga mengumumkan bahwa mereka telah membentuk "Pasukan Istisyhadi Khusus". Ini adalah skuadron pelaku bom bunuh diri. Mengingat keunggulan psikologis yang diberikan oleh pasukan tersebut, TTP telah merilis video baru "Kami siap, Bagian-2", yang menyoroti "Pasukan Istisyhadi Khusus".
Selain itu, dua kamp operasional sedang didirikan di bawah "Yayasan Al Farooq".
Secara signifikan, direktorat intelijen TTP dipimpin oleh ketua kelompok tersebut, Noor Wali Mehsud sendiri. Secara terpisah, TTP sedang mencoba untuk mendorong perpecahan antara ulama Pakistan dan negara.
Dalam sebuah video baru-baru ini, Mehsud mendesak para ulama Pakistan untuk tidak melabeli TTP sebagai teroris.
TTP menjadi berita utama baru-baru ini dengan mengambil alih pusat kontra-terorisme di Bannu. Komando Pakistan dapat mengambil kembali fasilitas Counter Terrorism Department (CDT) dengan membunuh lebih dari 25 teroris. Pembom bunuh diri kemudian menyerang di dalam ibu kota Islamabad, menandai kemenangan psikologis yang signifikan.