Pakistan menghadapi dilema besar antara mengambil tindakan tegas terhadap TTP dengan menyerang basisnya di Afghanistan dan memusuhi rezim Taliban di Afghanistan. Rawalpindi, Markas Besar Angkatan Darat Pakistan, telah banyak berinvestasi di Taliban Afghanistan, yang kini semakin menjadi masalah bagi Pakistan.
"Akibatnya, Rawalpindi terjebak di antara iblis dan laut dalam. Tanpa bantuan yang datang dari Kabul, tindakan militer apa pun yang berarti oleh tentara Pakistan terhadap TTP akan mengharuskan penargetan pangkalan, tempat persembunyian dan tempat perlindungan kelompok teroris ini di tanah Afghanistan. Melakukan hal ini berisiko besar memusuhi Kabul dan berpuncak pada konfrontasi langsung antara tentara Pakistan dan Taliban, sesuatu yang Jenderal Munir [Panglima Angkatan Darat Pakistan Jenderal Syed Asim Munir] pasti ingin menghindarinya!," tulis Nilesh Kumar, pensiunan perwira Angkatan Darat India, dalam jurnal Eurasia Review baru-baru ini.
Seiring meningkatnya serangan teror, AS, Inggris, Australia dan Arab Saudi telah mengeluarkan peringatan perjalanan, meminta warga negara mereka untuk membatasi pergerakan di Pakistan dan menghindari perjalanan yang tidak penting.
Selama dua tahun terakhir, situasi hukum dan ketertiban di Pakistan akibat serangan teror yang meningkat tajam oleh TTP, IS-K dan BLA dan Gul Bahadur Group semakin memburuk. Sejak tahun 2007, 80.000 orang tewas dalam serangan teror di Pakistan.
***
Penulis adalah wartawan senior yang berdomisili di Jakarta.