Mohon tunggu...
Veeramalla Anjaiah
Veeramalla Anjaiah Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan senior

Wartawan senior

Selanjutnya

Tutup

Hukum Artikel Utama

Tehreek Taliban Pakistan Merupakan Ancaman Besar bagi Pakistan

12 Januari 2023   17:13 Diperbarui: 13 Januari 2023   16:30 734
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pejuang Tehreek Taliban Pakistan (TTP) di Pakistan. | Sumber: Reuters via eeradicalization.com 

Pakistan menghadapi dilema besar antara mengambil tindakan tegas terhadap TTP dengan menyerang basisnya di Afghanistan dan memusuhi rezim Taliban di Afghanistan. Rawalpindi, Markas Besar Angkatan Darat Pakistan, telah banyak berinvestasi di Taliban Afghanistan, yang kini semakin menjadi masalah bagi Pakistan.

"Akibatnya, Rawalpindi terjebak di antara iblis dan laut dalam. Tanpa bantuan yang datang dari Kabul, tindakan militer apa pun yang berarti oleh tentara Pakistan terhadap TTP akan mengharuskan penargetan pangkalan, tempat persembunyian dan tempat perlindungan kelompok teroris ini di tanah Afghanistan. Melakukan hal ini berisiko besar memusuhi Kabul dan berpuncak pada konfrontasi langsung antara tentara Pakistan dan Taliban, sesuatu yang Jenderal Munir [Panglima Angkatan Darat Pakistan Jenderal Syed Asim Munir] pasti ingin menghindarinya!," tulis Nilesh Kumar, pensiunan perwira Angkatan Darat India, dalam jurnal Eurasia Review baru-baru ini.

Seiring meningkatnya serangan teror, AS, Inggris, Australia dan Arab Saudi telah mengeluarkan peringatan perjalanan, meminta warga negara mereka untuk membatasi pergerakan di Pakistan dan menghindari perjalanan yang tidak penting.

Selama dua tahun terakhir, situasi hukum dan ketertiban di Pakistan akibat serangan teror yang meningkat tajam oleh TTP, IS-K dan BLA dan Gul Bahadur Group semakin memburuk. Sejak tahun 2007, 80.000 orang tewas dalam serangan teror di Pakistan.

***

Penulis adalah wartawan senior yang berdomisili di Jakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun