Mohon tunggu...
Veeramalla Anjaiah
Veeramalla Anjaiah Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan senior

Wartawan senior

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Waspada terhadap Predator Online dari China, yang Memanfaatkan Seks Online, Memeras Para Korban

28 Desember 2021   04:52 Diperbarui: 28 Desember 2021   09:55 718
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kombes Yusri Yunus | Sumber Kompas.com

Dalam apa yang tampak seperti obrolan pejabat pemerintah China tentang aplikasi, para penipu memiliki niat lain. Para pengguna aplikasi mulai menargetkan perempuan untuk menipu mereka dengan jutaan renminbi mata uang China dengan mengklaim posisi resmi mereka. Para penipu mengklaim bahwa posisi mereka yang lebih tinggi mencegah mereka dari menggunakan aplikasi media sosial lain atau aplikasi kencan.

Menurut Open Technology Fund ditemukan pada bulan April bahwa aplikasi tersebut berisi kode terhadap backdoor digital yang memungkinkan akses tingkat administrator lengkap terhadap ponsel pengguna.

Hal ini telah menarik perhatian global dan penyelidikan di seluruh dunia mulai menampilkan implikasi yang mengkhawatirkan terhadap peningkatan kasus.

Pada bulan Oktober, Polisi Hong Kong menangkap 32 orang karena menjual rekening bank mereka kepada penipu yang kemudian mereka gunakan untuk mencuci uang lebih dari HK$9 juta (Rp 16.41 miliar) pada tahun 2021. Polisi menuntut lima pria dan 27 wanita atas penipuan dunia maya dan memastikan penyelidikan lebih lanjut.

Polisi Hong Kong mengatakan bahwa sekitar HK$35 juta berasal dari 26 penipuan asmara dan 29 penipuan investasi, semua terjadi antara Februari 2020 hingga Januari 2021. Pada bulan Juni 2021, polisi Singapura dan Malaysia secara bersamaan bergabung dalam operasi untuk membongkar sindikat penipu cinta internet transnasional Malaysia.

Operasi besar-besaran ini telah melakukan penangkapan sehubungan dengan pengungkapan korban penipuan keuangan internasional di Singapura, yang telah kehilangan S$64,000 (Rp 671,000,000) dan delapan korban lainnya di Malaysia, yang kehilangan RM3.7 juta (Rp 12.57 miliar) secara keseluruhan. 

Cyber-Forensics.net telah memperingatkan pengguna aplikasi kencan dan merilis wawasan baru ke dalam penipuan perdagangan internasional, yang telah sangat merugikan bangsa dan negara-negara yang paling terkena dampak mungkin Jepang dan Amerika Serikat.

Pusat Konsumen Nasional Jepang menemukan bahwa jumlah kasus penipuan asmara melonjak secara dramatis selama empat bulan pertama di tahun 2021. 

Modus operandi lainnya yang penjahat online gunakan adalah mata uang kripto dan mengakses email bisnis di mana akun email dimanipulasi untuk melakukan perubahan terhadap detil perbankan. Para tersangka menciptakan cerita sedih mereka dan mencaci-maki korban-korban mereka.

"Para penipu menargetkan wanita paruh baya, profesional muda yang melek teknologi dan individu rentan lainnya yang mulai mencari pasangan setelah merasa kesepian di masa pandemi hanya untuk mengeruk ratusan dolar mereka," tulis Cyber-Forensics.net di situsnya.

Cyber-Forensics.net memperingatkan investor-investor pemula agar tidak menjadi korban dari jenis-jenis penipuan seperti ini. Pengguna hanya perlu menginstal aplikasi dari toko-toko resmi. Aturan emasnya adalah untuk menghindari pengiriman uang kepada orang yang tidak Anda kenal atau yang belum Anda temui secara pribadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun