Mohon tunggu...
Ani Siti Rohani
Ani Siti Rohani Mohon Tunggu... Buruh - Perempuan penikmat sunyi

Life is never flat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sekeping Hati

3 April 2019   11:49 Diperbarui: 3 April 2019   11:56 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi : Pixabay

***

Malam ini aku akan datang padanya. Seperti hari-hari biasa. Terlihat murahan memang, sebab aku, seorang wanita mendatangi lelaki. Tapi beginilah aku kini. Aku jalang. Aku bukan lagi wanita pendiam.

Di tengah gemintang yang bertaburan, aku menyusuri jalanan. Sebuah sepeda motor matic selalu setia menemani ke mana arahku pergi. Pun malam ini. Untuk sebuah sesuatu yang kupaksa menyebutnya cinta. Untuk sebuah rasa yang pernah membuatku binasa.

Sepi. Rumah bercat biru muda itu memang selalu sepi. Hanya ada dia dan seorang adik perempuan yang pun tak betah di rumah. Sebuah tempat hebat yang kugunakan untuk membunuh sekarat.

"Mas ...," panggilku.

Tak ada jawaban. Tapi pintu tak terkunci. Aku memutuskan untuk masuk. Ya, aku terbiasa seperti ini. Rumah ini sudah seperti rumahku sendiri. Tak hanya sekali aku masuk tanpa permisi.

Kudengar suara lenguhan seseorang. Mungkin dia barusan tidur dan terbangun sebab mendengar kedatanganku.  

Pintu kamarnya tertutup. Perlahan aku menarik gagang pintu kemudian membukanya. Dan ...,

"Brengsek kamu, Angga!" teriakku membanting pintu keras.

Aku berlari. Bergegas pulang, menjauh pergi. Dadaku serasa semakin koyak kini. Setelah luka yang belum benar-benar sembuh, aku kembali mendapat luka baru yang lebih perih.

Laki-laki itu, benar, dia lebih biadab seperti yang Arini bilang. Dia bahkan berani bermesraan dengan wanita lain yang tak kukenali di kamarnya. Bertelanjang tanpa busana, saling berpagutan, bergelinjang menikmati sensasi rasa hubungan terlarang diiringi suara erangan yang memuakkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun