Mohon tunggu...
Ani Siti Rohani
Ani Siti Rohani Mohon Tunggu... Buruh - Perempuan penikmat sunyi

Life is never flat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen | Maria

29 Maret 2019   12:10 Diperbarui: 29 Maret 2019   19:42 744
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi : Pixabay

"Benar, ini enak," jawabku menyetujui.

Menikmati kopi di saat senja seperti ini memang menyenangkan. Terlebih dengan pemandangan yang menakjubkan seperti di sini, di Orofi Cafe. Membuat kita enggan untuk segera beranjak meninggalkan tempat yang dikenal sebagai Santorini ala Bandung ini.

"Kau bahagia, Aida?" tanya Maria.

Aku tersenyum, menatap matanya yang bening. Maria, memang wanita yang cantik. Matanya indah, bibirnya mungil manis dan lesung di kedua pipi membuatnya semakin bertambah manis.

"Aku bahagia tentu saja, tapi ...,"

"Tapi ...?" tanya Maria mendapati jawabanku yang terputus.

Aku menegakkan kepala setelah tadi sempat menunduk. Lalu tersenyum ke arah Maria.

"Akhir-akhir ini banyak sekali masalah yang menimpa kami, Maria," ucapku akhirnya mencoba memberi jawaban.

Maria tersenyum, kemudian menyesap kopinya yang masih tersisa. Aku pun mengikuti yang Maria lakukan, menyesap kopi dan menikmati setiap aroma yang menyeruak dari dalamnya.

"Kau sendiri bagaimana?" tanyaku pada Maria setelah meletakkan cangkir ke meja.

"Kau sendiri tahu bagaimana ibu meninggal, Aida," balasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun