Mohon tunggu...
Anisa Terituala
Anisa Terituala Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Gawat! Kemenkes Deteksi Kasus Cacar Monyet (Monkeypox) Muncul Kembali

9 Januari 2024   11:33 Diperbarui: 9 Januari 2024   12:00 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Virus cacar monyet termasuk dalam famili Orthopoxvirus Poxviridae. Keluarga Orthopoxvirus juga mencakup virus cacar (yang menyebabkan cacar), virus vaccinia (digunakan dalam vaksin cacar), dan virus cacar sapi. Cacar monyet pertama kali ditemukan pada tahun 1958. Pada saat ini terdapat wabah penyakit mirip cacar yang menyerang koloni kera yang dipelihara untuk tujuan penelitian, oleh karena itu penyakit tersebut dinamakan penyakit monyet atau simian. Kasus cacar monyet pertama pada manusia tercatat pada tahun 1970 di Republik Demokratik Kong Sejak itu, kasus cacar monyet telah menginfeksi orang di beberapa negara Afrika tengah dan Barat lainnya, termasuk: Kamerun, Republik Afrika Tengah, Pantai Gading, Republik Demokratik Kongo, Gabon, Liberia, Nigeria, Republik Kongo dan Sierra Leone.

Menurut para ahli yang sebelumnya bertemu dengan World Health Organization (WHO), mereka menyimpulkan bahwa wabah monyet memiliki banyak aspek yang "tidak biasa". Dengan demikian, para ahli menyimpulkan bahwa cacar monyet merupakan salah satu wabah yang tergolong krisis kesehatan global. 

Penularan Virus Cacar Monyet

Penyebaran virus cacar monyet dapat terjadi melalui kontak dengan hewan yang tertular, orang yang tertular, atau benda yang terkontaminasi virus. Virus ini juga dapat melewati plasenta dari ibu hamil ke janinnya. 

Pertama, virus dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan cairan tubuh atau luka dari orang yang terinfeksi, serta melalui benda-benda seperti pakaian atau alas tidur yang terkontaminasi cairan tubuh atau luka.

Kedua, cacar monyet dapat ditularkan dari orang ke orang melalui kontak langsung dengan luka, koreng, atau cairan tubuh yang terinfeksi dari orang yang sakit. Penyakit ini juga bisa menular melalui droplet pernapasan jika terjadi kontak lama dengan orang sakit.

Ketiga, virus cacar monyet juga dapat ditularkan dari hewan ke manusia melalui gigitan atau cakaran hewan yang tertular, saat hewan buruan dipegang atau dimasak, atau produk yang berasal dari hewan yang tertular dikonsumsi.

Banyak jenis hewan yang rentan terhadap virus cacar monyet. Hingga saat ini, terdapat 4.444 kasus spesifik yang masih belum diketahui dan memerlukan penyelidikan lebih lanjut. Meski disebut cacar monyet, namun monyet bukanlah reservoir utama penyakit ini.

Gejala dan Tanda Penyakit Cacar

Pada manusia, gejala penyakit cacar mirip dengan penyakit cacar, namun lebih ringan. Gejala dimulai dengan demam, sakit kepala, nyeri otot dan kelelahan. Perbedaan utama antara gejala cacar dan cacar monyet adalah pembengkakan kelenjar getah bening (limfadenopati) pada cacar monyet. 

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) dan Kementerian Kesehatan RI, gejala awal atau fase prodromal menandakan teman-teman MIKA terjangkit virus cacar monyet, antara lain demam, kadang sakit kepala parah, otot sakit (nyeri), sakit pinggang (nyeri), pembengkakan kelenjar getah bening (limfadenopati) di leher, ketiak atau selangkangan, menggigil, lelah dan lemah.

Selanjutnya adalah fase pelepasan yang berlangsung 1-3 hari. Namun terkadang bisa bertahan lebih lama dibandingkan fase prodromal. Ruam atau lesi muncul di kulit selama fase keluarnya cairan. Ruam atau lesi ini biasanya dimulai pada wajah dan kemudian secara bertahap menyebar ke bagian tubuh lainnya. Pada kulit kemudian timbul ruam atau luka yang diawali dengan bintik merah seperti penyakit cacar (makulopapular), lepuh berisi cairan bening atau nanah, kemudian mengeras atau berkerak hingga akhirnya rontok. Gejala cacar monyet berlangsung selama 2-4 minggu hingga lesi mereda dan hilang.

Penyebaran Cacar Monyet di Indonesia

Kementerian Kesehatan mencatat total 24 kasus cacar monyet (cacar monyet) di Indonesia sejak cacar terdeteksi pertama kali pada Agustus 2022. Direktur WHO Asia Tenggara 2018-2020, Tjandra Atamadi mengatakan, kasus Mpox merupakan penyakit yang sudah ada sejak tahun 1958 dan baru pada tahun 2022 ini jumlah kasus di seluruh dunia termasuk Indonesia akan bertambah.

Jika kita berkaca pada data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) per 1 November 2023, sudah ada 29 kasus terkonfirmasi cacar monyet atau monkey fox (Mpox) di Indonesia. Rinciannya adalah 23 kasus terdapat di DKI Jakarta, satu kasus berasal dari Bandung, Jawa Barat, dua kasus berada di Tangerang Selatan, dua kasus di Kabupaten Tangerang dan satu kasus di Kota Tangerang, Banten. Seluruh pasien terkonfirmasi cacar monyet adalah laki-laki dengan rentang usia 18 hingga 49 tahun.

Kasus Cacar Monyet (Monkeypox) masih mengintai Indonesia dan beberapa negara luar. Ini masih menjadi kedaduratan internasional yang perlu diperhatikan. Oleh karena itu harus tetap waspada dan melakukan upaya preventif dengan menerapkan pola hidup sehat dan bersih. Bila perlu berikan vaksinasi cacar ke untuk meringankan gejala yang ditimbulkan oleh monyet tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun