Mohon tunggu...
ANISA SITI HAJAR
ANISA SITI HAJAR Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

hobi makan dan ingin mencoba membaca buku hihiii •-•

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Sesal Tak Berarti

29 September 2022   09:06 Diperbarui: 29 September 2022   09:12 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Esa merasa khawatir pada sahabatnya itu. Ia berencana untuk menghampiri Hanna ke rumahnya. Tetapi sangat disayangkan, hujan turun sangat deras sore itu. Ia tidak bisa mengunjungi Hanna.

Esok harinya, Esa berencana mendatangi rumah Hanna. Ia bersiap pergi mengaji lebih awal dari biasanya. Sudah lama sejak dua minggu yang lalu terakhir kali ia mengunjungi rumah Hanna. Mereka sempat bertengkar hebat dan berujung bermusuhan namun itu tak bertahan lama, sekarang mereka dekat kembali.

Sesampainya di rumah Hanna, Esa kebingungan. Rumah itu kosong seperti tak berpenghuni. Esa mengetuk pintu rumah itu beberapa kali namun tak ada satu orang pun yang muncul. Karena hari semakin sore, Esa pun memilih untuk pergi ke TPQ.

Sama seperti di tempat sebelumnya, Esa tidak menemukan Hanna. Ia bertanya kepada seluruh anak di TPQ namun jawabannya sama, mereka tidak melihat Hanna. Kemudian ustadzah Halimah memberikan informasi bahwa Hanna tidak bisa masuk hari ini dikarenakan sakit. Esa sedih.

Sudah terhitung seminggu lamanya Hanna tidak masuk kelas TPQ. Ustadzah Halimah masih mengatakan bahwa Hanna sedang sakit tetapi Esa tidak bisa mengunjungi langsung sahabatnya itu. Ia merasa kesepian karena selama ini hanya Hanna teman baiknya di TPQ. Ia duduk di pojokan sendirian ketika kelas berlangsung, membuat hati ustadzah Halimah menangis.

"Esa, sudah selesai menulisnya?" Tanya ustadzah Halimah pada Esa yang sedari tadi berkutat dengan buku tulisnya.

"Belum, ustadzah. Sedikit lagi selesai,"

Ustadzah Halimah mengusap kepala Esa dengan perasaan sedih, "Esa mau ketemu Hanna ya? Ustadzah perhatikan dari seminggu lalu Esa diam terus,"

"Iya, ustadzah. Ustadzah tau Hanna dimana? Esa udah datang ke rumahnya tapi kok selalu sepi ya, ustadzah?"

"Gimana kalo habis ini kita ketemu Hanna? Mau?"

Dengan perasaan senang Esa menganggukkan kepalanya untuk bertemu dengan sahabat satu-satunya itu. Kemudian ustadzah Halimah mengajak Esa menaiki mobilnya yang terparkir didepan mesjid. Esa dibuat keheranan kenapa ia harus naik mobil jika rumah Hanna hanya berjarak 300 meter dari mesjid?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun