Mohon tunggu...
Anisa Deasty Malela
Anisa Deasty Malela Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger yang aktif menulis dan menyukai banyak kegiatan positif

Danone Blogger Academy Batch 1 |Lifestyle| Content Writer | 085781068275 | anisa_dee007@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Divestasi Freeport, Benarkah Merupakan Upaya untuk Kedaulatan Indonesia?

24 Juli 2018   22:48 Diperbarui: 24 Juli 2018   23:20 856
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Forum Merdeka Barat 9 membahas Divestasi Freeport, apakah menguntungkan atau merugikan Indonesia?

Jakarta, 23 Juli 2018 Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) mengadakan diskusi terbuka dengan tema "Divestasi Saham Freeport, Upaya Pemerintah Kembalikan Kedaulatan Negara di Pertambangan".

Hadir sebagai narasumber:
1. Bambang Gatot Ariyono, DirJen Minerba Kementerian ESDM
2. Rendi Achmad Witular, Head of Corporate PT INALUM
3. Fahmy Radhi, Pengamat Ekonomi

Sebagaimana kita ketahui, tanggal 12 Juli 2018 adalah hari yang bersejarah bagi bangsa Indonesia. Setelah melalui perjalanan panjang, dan perjuangan untuk mengamankan aset pertambangan negara, akhirnya Indonesia berhasil menguasai 51,2 persen saham Freeport. Karena selama ini, Indonesia hanya memiliki 9,36% saham dari kekayaan alam yang berasal dari bumi Indonesia. 

Selain minimnya tenaga ahli dan pekerja Indonesia yang ada dalam PT. Freeport, hasil tambangnya yang bernilai lebih dikuasai oleh pihak asing. Bukankan hasil kekayaan alam seharusnya menjadi hak negara untuk kemakmuran rakyat, bukan malah menjadi milik negara asing.

12 Juli 2018 Pemerintah dengan perwakilan PT. Indonesia Asahan Alumunium (INALUM) telah melakukan penandatanganan Pokok-pokok Perjanjian (Head of Agreement) terkait atas penjualan saham-saham PT. Freefort McMoran Inc (FCX) dan hak partisipasi Rio Tinto di PT. Freeport Indonesia (PTFI) ke INALUM.

Diharapkan dengan adanya perjanjian dan penandatanganan ini, negara Indonesia memiliki kedaulatan penuh dalam pengelolaan tambang di negeri sendiri, Indonesia juga akan mendapatkan keuntungan yang jauh lebih besar dari pada sekedar pajak dan royalty.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menyebutkan kalau HoA atau perjanjian kerjasama yang dilakukan oleh INALUM dan PT. Freeport Indonesia tidak mengikat. Namun dengan adanya perjanjian tertulis ini,  dapat memperjelas kepastian transaksi pembelian saham seperti waktu membayar, cara membayar, tenggang waktu pembayaran.

Forum diskusi mengenai Divestasi Freeport
Forum diskusi mengenai Divestasi Freeport
Ada tiga kesepakatan dari HoA 

1. Perjanjian pengikatan jual beli atau sales and purchase agreement (SPA)

2. Shareholders agreement atau seperti perjanjian kesepakatan antara pemegang saham dengan pemegang saham baru.

3. Exchange agreement atau pertukaran informasi antara pemegang sahan baru dan pemegang saham lama. 

Salah satu isi dari kesepakatan adalah INALUM akan membeli saham Freeport senilai 3,85 miliar dolar AS dengan pembagian  3,5 miliar dolar AS  untuk membeli saham Rio Tinto di Freeport, kemudian sisanya 350 juta dolar AS untuk membeli saham Indocooper di Freeport.

Dijelaskan olehBudi Gunadi, Direktur Utama INALUM, "Ada kesepakatan yang tertuang dalam HoA baru sekadar kesepakatan mengenai struktur transaksi dan kesepakatan mengenai nilai transaksi. Kesepakatan ini masih belum tuntas karena pemerintah Indonesia juga harus menyelesaikan kesepakatan dengan banyak pihak".

Gunadi menambahkan, bahwa masing-masing pihak seperti Freeport maupun Rio Tinto biasanya memiliki 2-3 entitas. Dari PTFI misalnya, mereka memiliki entitas lain seperti Freeport McMoran yang merupakan induk usaha, ada juga seperti pihak IndoCopper Investama.

Karenanya, pemerintah juga harus menjalin kesepakatan dengan seluruh entitas yang berkaitan itu, tidak hanya dengan PTFI. Belum lagi kesepakatan dengan entitas dari pihak Rio Tinto yang juga harus dijalin pemerintah.

Kesepakatan yang terjalin dalam HoA lalu juga merupakan hal yang penting. Sebab kesepakatan awal HoA itu menjadi sebuah acuan yang harus diikuti oleh semua pihak yang terkait.

"Jangan kita terjebak kontroversi (HoA) mengikat atau tidak mengikat. Ibaratnya. kita sedang dalam perjalanan di terowongan yang gelap yang selama ini, tidak tahu ujungnya dimana. HoA menjadi secercah cahaya yang muncul sebagai jalan keluarnya," ujar Rendi Ahmad Witular, Head of Corporate Communication and Government Relation PT INALUM.

Saat ini kita harus selalu pantau dan awasi perkembangan dari Divestasi Freeport, dan berharap semoga bukan menjadi lahan baru untuk korupsi, sehingga dana yang dihasilkan dari tambang besar ini bisa mensejahterakan rakyat dan bangsa Indonesia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun