Jika kecemasan sudah parah, guru BK atau konselor sekolah dapat membantu melalui pendekatan psikologis yang sesuai usia anak.
Dalam ranah psikologi pendidikan, pengelolaan kecemasan akademik merupakan bagian penting dari pengembangan kesehatan mental siswa. Siswa yang memiliki keseimbangan antara kemampuan intelektual dan emosional cenderung menunjukkan performa belajar yang lebih baik. Oleh karena itu, guru sebaiknya memahami karakteristik emosional siswa, melakukan deteksi dini terhadap tanda-tanda kecemasan, dan memberikan intervensi yang tepat.
Pendekatan psikologi pendidikan juga menekankan pentingnya belajar berbasis empati, di mana guru tidak hanya berfokus pada hasil akademik, tetapi juga pada kesejahteraan emosional peserta didik. Dengan demikian, sekolah dapat menjadi tempat yang aman dan mendukung pertumbuhan kepribadian anak secara utuh.
Kecemasan akademik merupakan faktor psikologis yang memiliki pengaruh besar terhadap prestasi belajar siswa sekolah dasar. Siswa yang mengalami kecemasan berlebihan cenderung sulit berkonsentrasi, menurunnya motivasi belajar, dan akhirnya memperoleh hasil akademik yang kurang optimal.
Dalam perspektif psikologi pendidikan, keberhasilan belajar tidak hanya ditentukan oleh kemampuan intelektual, tetapi juga oleh kestabilan emosional dan dukungan lingkungan yang positif. Oleh karena itu, guru dan orang tua diharapkan dapat bekerja sama dalam menciptakan suasana belajar yang menenangkan, memberi dukungan moral, serta mengembangkan kepercayaan diri anak. Dengan begitu, siswa dapat belajar dengan bahagia dan berprestasi sesuai potensi terbaiknya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI